• Breaking News

    PILKADA : Pengrusakan Baliho Adalah Pernyataan Perang


    Perheletan pesta demokrasi PILKADA serentak yang akan dilaksanakan pada 27 juni 2018 sudah resmi ditetapkan oleh KPU RI yang rencananya akan  diikuti 171 daerah dengan 17 Provinsi untuk PILGUB-WAGUB, 39 Kota untuk PILWAKOT-WAWAKOT dan 115 Kabupaten untuk PILBUP-WABUP.(red)

    Dari 171 daerah yang akan bertarung untuk memperebutkan posisi nomber Wahid ternyata  masih banyak daerah yang tidak terlalu siap dengan mental demokrasi.

    Ketidak siapan mental demokrasi itu sangat nampak dari maraknya pengrusakan baliho atas rival, masih menjadikan black campaign sebagai senjata utama untuk meraih kemenangan dan ISU SARA adalah ujung tombaknya.

    Juga perlu diketahui bahwa dari 171 daerah yang akan melangsungkan pilkada ada 12 daerah yang tercatat sebagai bakal calon kepala daerah dengan satu pasangan ( calon tunggal) Pilkada 2018.

    Adapun 12 daerah yang hingga saat ini masih memiliki calon tunggal tersebut yakni 
    1. Kota Prabumulih (Sumatra Selatan), 
    2. Kabupaten Lebak (Banten), 
    3. Kota Tangerang (Banten), 
    4. Kabupaten Tangerang (Banten), 
    5. Kabupaten Pasuruan (Jawa Timur), 
    6. Kabupaten Enrekang (Sulawesi Selatan), 
    7. Kabupaten Minahasa Tenggara (Sulawesi Utara), 
    8. Kabupaten Tapin (Kalimantan Selatan), 
    9. Kabupaten Puncak (Papua), 
    10. Kabupaten Mamasa (Sulawesi Barat), 
    11. Kabupaten Jayawijaya (Papua) dan 
    12. Kabupaten Padang Lawas Utara (Sumtera Utara).

    Pengrusakan baliho bukanlah barang baru dalam ajang pilkada, perbuatan seperti  ini memang cukup efektif untuk menyerang dan meruntuhkan moral lawan, jika pihak lawan benar-benar terpancing maka pastinya juga akan menggerakkan relawannya untuk melakukan hal yang sama maka disitulah keruntuhan moral yang dimaksud.

    Harus diingat bahwa kekuatan moral adalah salah satu kunci utama untuk meraih kemenangan dalam perang. Namun juga jangan terlupakan bahwa ketika perang moral yang dilakukan maka butuh banyak pengorbanan untuk bisa mencapai sasaran utama.

    Jadi sebelum hal ini terus berlanjut pihak pengawas (PANWASLU) mesti tegas untuk menindak lanjuti atas insiden pengrusakan baliho-baliho tersebut.

    Siapapun kandidat yang menjadi pemenang, sebagai masyarakat yang taat kita serahkan pada penyelenggara PILKADA. kita jangan menjadi korban politik para elit politik biarkan mereka berpolitik kita cukup mengkritik saja, karena semakin banyak mengkeritik nantinya juga akan menjadi politisi, dan setelah menjadi politisi maka pasti mengerti politik dan harus siap dikeritik.

    #Ket : Perang itu tidak mesti dengan senjata lalu saling menghilangkan nyawa. Perang saat ini telah mengikuti perkembangan tekhnologi (media) dan ternyata sistem perang ini telah diyakini lebih berbahaya dari pada perang dunia I dan II. 

    No comments