Kultum Ramadhan Malam Ke 16 : Dua Tingkatan Orang yang Berpuasa
![]() |
Materi Kultum Malam Ke 16 : Bulan Ramadhan Bulan Untuk Bersukur |
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
Tiada kata yang paling indah untuk diucapkan selain memanjatkan puji
syukur kehadiran Allah SWT karena berkah dan rahmat-Nya sehingga pada
kesempatan ini, tahun ini, kita masih diberikan kekuatan, napas serta kesehatan
sehingga kita masih dipertemukan oleh bulan Ramadhan tahun ini. Marilah kita
sambut Ramadhan dengan perasaan riang gembira serta mengucapkan “Marhaban ya
Ramadhan” sambutan yang berarti penuh kegembiraan, lapang dada, suka cita dan
tidak ada batasan pada tamu yang sangat dinantikan oleh seluruh umat islam
seluruh dunia.
Jamaah yang dirahmati oleh Allah SWT
Tingkatan pertama : Orang yang melakukan puasa yang diperintahkan di
bulan Ramadhan dan puasa sunnah dengan menjauhi larangan saat puasa yaitu
makan, minum, hubungan intim dan menghindarkan diri dari berbagai perkara yang
diharamkan juga meninggalkan berbagai maksiat. Puasa tingkatan pertama ini akan
mendapatkan karunia dan pahala yang besar.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan pada seseorang,
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً اتِّقَاءَ اللَّهِ جَلَّ وَعَزَّ إِلاَّ أَعْطَاكَ
اللَّهُ خَيْراً مِنْهُ
“Jika engkau menjaga diri dari sesuatu karena Allah, maka tentu Allah
akan memberimu yang lebih baik darinya.” (HR. Ahmad 5: 78. Syaikh Syu’aib Al
Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Karena orang yang berpuasa meninggalkan makan, minum, dan hubungan intim
karena Allah, maka Allah akan menganti dengan kenikmatan di surga seperti
disebut dalam ayat,
كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ
“(kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan
amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (QS. Al Haqqah:
24).
Mujahid mengatakan bahwa ayat ini turun kepada orang-orang yang
berpuasa. Lihat Lathoiful Ma’arif, hal. 21.
Juga terkhusus bagi orang yang berpuasa disediakan pintu Ar Rayyan
sebagaimana disebutkan dalam hadits yang muttafaqun ‘alaih, dari Sahl bin
Sa’ad, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ يَدْخُلُ مَعَهُمْ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ
فَيَدْخُلُونَ مِنْهُ فَإِذَا دَخَلَ آخِرُهُمْ أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
“Sesungguhnya di surga terdapat pintu yang disebut “Ar Rayyan”. Di
dalamnya masuklah orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat. Tidak ada orang
lain yang memasuki pintu tersebut bersama mereka. Nanti akan dipanggil, “Di
mana orang yang berpuasa?” Lalu mereka memasuki pintu tersebut. Jika orang
terakhir telah memasukinya, pintu tersebut tertutup dan tidak satu pun yang
bisa memasukinya lagi.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no.
1152).
Tingkatan kedua : Berpuasa atau menahan diri dari berbagai hal yang
Allah haramkan baik di bulan Ramadhan, juga bulan-bulan lainnya. Jadi
berpuasanya bukan di bulan Ramadhan saja, tetapi setiap waktu. Ia terus
konsisten dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ia pun
tidak melampaui batasan Allah. Tingkatan kedua ini tentu lebih tinggi daripada
tingkatan pertama.
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Siapa yang berpuasa
menahan syahwatnya di dunia, ia akan dapati kenikmatan tersebut di jannah
(surga). Siapa yang meninggalkan ketergantungan pada selain Allah, maka ia akan
menantikan balasannya ketika berjumpa dengan-Nya.
مَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ اللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ اللَّهِ
لَآَتٍ
“Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka
sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang.” (QS. Al
‘Ankabut: 5). (Lathoiful Ma’arif, hal. 285).
Penjelasan di atas diringkas dari pembahasan Ibnu Rajab dalam
Lathoiful Ma’arif dan bantuan penjelasan dari Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz dari
kitab Wazhoif Ramadhan karya ‘Abdurrahman bin Muhammad bin Qosim.
Ya Allah, berilah kami kemudahan untuk memasuki pintu surga
Ar Rayyan dan mendapatkan kenikmatan lainnya di surga. Wallahu waliyyut taufiq.
Sungguh bulan Ramadhan memiliki kedudukan istimewa daripada
11 bulan yang lain. Semoga kita masih bisa dipertemukan dengan bulan Ramadhan
yang akan datang...Aamiin
No comments
Post a Comment