• Breaking News

    Tragis ! Guru Tewas Dicekik Siswanya, Ternyata Cekikan Murid Lebih Berbahaya Daripada Cekikan Gaji

    Gambar Internet
    Inilah nasib tragis yang dialami oleh Ahmad Budi Cahyono, guru yang tewas setelah dianiaya muridnya, berstatus sebagai guru tidak tetap (GTT) ekstrakulikuler yang mengajar mata pelajaran kesenian di SMAN 1 Kecamatan Torjun, Sampang, Jawa Timur. 

    Dari kronologis insiden diceritakan bahwa Ahmad Budi Cahyono tewas kareana matinya batang otak yang kemungkinan keras akibat cekikan dan hantaman dari HI ( siswa sekaligus pelaku ).

    Setelah tewas akibab cekikan HI muridnya, juga telah terungkap jumlah gaji Ahmad Budi Cahyono yang ternyata telah mencekiknya lebih awal setiap bulannya namun ia tetap mampu menjalani hidup dengan bahagia, beda dengan cekikan HI meski hanya sekali cekik namun dapat mengakhiri catatan hidup bagi Ahmad Budi Cahyono untuk selamanya. Pak Budi digaji hanya Rp 400 Ribu per bulan. Yah, ia Budi digaji hanya Rp. 400 ribu per bulan.
    "Karena hanya GTT yang mengajar ekstrakulikuler, gaji pokok yang diterima hanya Rp 400 Ribu per bulan. Mungkin dia juga mengajar di sekolah lain," kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rahman saat dikonfirmasi, Jumat (2/2/2018). Kutipan tribunnews
    Bapak Budi sapaannya, dikenal sebagai guru yang multitalent. "semuanya dia bisa, khususnya di bidang seni" Lanjut kata Kadis.
    Sedangkan HI, siswa kelas XII tersangka penganiayaan terhadap guru, dikenal sebagai siswa yang nakal dan banyak memiliki catatan buruk di sekolah.

    Guru adalah PAHLAWAN TANPA JASA tapi guru juga butuh hidup yang layak, guru juga punya keluarga yang ingin dibahagiakan, guru juga MANUSIA Biasa.

    Bagaimana mutu pendidikan bisa lebih baik jika dibelakang papan tulis saat guru membawakan materi ternyata lebih memikirkan kondisi ekonomi keluarganya. 

    Ketimpangan seperti ini sungguh masih sangat banyak yang bisa kita jumpai di tanah air tercinta ini. 

    Bangsa ini harus diingatkan kembali bahwa tanggung jawab paling berat ada di tangan guru. Jika guru tidak mampu mencetak generasi bangsa, maka kehancuran bangsa itu sudah di depan mata.

    No comments