• Breaking News

    Penemuan Ikan Misterius Di Manado, Peneliti Dari Luar Negeri Siap Beli Berapapun Harganya


    Jeffry Nggala sang penemu ikan langka mirip hiu jenis Oxynotus Bruniensis, ketika ditemui mengatakan dirinya bermaksud mandi di pantai dengan anaknya Justice. Ia pun menceritakan kronologis penemuan ikan langka itu. “Awalnya anak saya Justice meminta saya menemaninya mandi di Pantai Kalasey. Kebetulan hanya berada di depan rumah,” ujar Jeffry mulai bercerita.
    Sebelum mandi, ayah dan anak ini menyusuri pantai. “Saya  kemudian melihat ikan ini. Terdampar di pesisir. Di pemecah ombak,” ungkap Kepala Seksi Umum di Polsek Urban Wanea ini.
    Dirinya tak menyangka menemukan seekor ikan yang tak pernah dilihatnya. “Saya besar di lingkungan nelayan. Pantai dan laut itu sudah sering saya jelajah. Saya sudah familiar dengan ikan yang biasa ditangkap di Teluk Manado. Namun ikan ini baru sekarang saya lihat,” ujarnya, saat ditemui di rumahnya di Desa Kalasey I Jaga III, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa ini.
    Ditanya ke tua-tua kampung yang sudah puluhan tahun melaut, mereka tidak tahu ikan jenis apa ini. Sepintas hanya mirip hiu. “Awalnya, saya tak langsung menyentuh. Takut kulitnya beracun. Akhirnya menggunakan kardus dan mencoba mendorongnya ke laut. Siapa tahu masih hidup. Hanya butuh air untuk bernafas. Tapi ternyata sudah mati. Kelihatannya baru mati. Karena masih tampak segar. Belum ada tanda-tanda pembusukan,” jelasnya
    Akhirnya, Jeffry memutuskan membawa ikan ini ke rumah dan diawetkan menggunakan es batu. Merasa tak puas, perwira berpangkat Aiptu ini, mulai melakukan pencarian di Google. “Saya mengenali ciri-ciri dasar dari ikan ini. Saya bisa simpulkan ini hiu. Namun belum tahu jenis apa. Karena tidak sama seperti hiu umumnya. Saya juga sudah mencari di internet, dan tidak menemukan hiu seperti ini,” ungkapnya.
    Jeffry pun memilih mem-posting temuannya ini di Facebook. Tak lama kemudian, postingan itu langsung dibagikan sampai ribuan kali. Menjadi viral di media sosial. Pesan di Facebook dan komentar terus mengalir. “Bahkan peneliti dari luar negeri terus menghubungi saya silih berganti. Ada dari Malaysia, Belanda, Singapura, dan beberapa negara lainnya. Ada yang mengaku dari Malaysia dan berniat membeli ikan itu,” paparnya.
    “Dia menawarkan berapapun harganya siap beli. Tapi saya menolak, karena berpikir ikan itu lebih baik diserahkan ke pemerintah dan lembaga yang berkompeten,” kata Jeffry. seperti dilansir manadopostonline.com
    Akhirnya, lanjut Jeffry, ikan tersebut kini berada di tangan Pemprov Sulut, yang mengutus Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), serta tim ahli dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi untuk melakukan penelitian lanjut.(fgn/gel)

    No comments