• Breaking News

    Sejarah Singkat Perjanjian Pitu Ulunna Salu

    Apabila kerajaan di daerah Pantai Mandar membentuk persekutan yang lebih dikenal Pitu Baqbana Binanga (tujuh muara sungai), kerajaan-kerajaan di daerah Pegunungan Mandar-pun juga membentuk persekutuan yang lebih dikenalPitu Ulunna Salu (tujuh hulu sungai).
    Adapun kerajaan-kerajaan Mandar di daerah hulu sungai yang ikut dalam persekutuan Pitu Ulunna Salu, terdiri dari :
    1. Kerajaan Rante Bulahang
    2. Kerajaan Aralle
    3. Kerajaan Tabulahang
    4. Kerajaan Mambi
    5. Kerajaan Matangnga
    6. Kerajaan Tabang
    7. Kerajaan Bambang
    Berawal dari sebuah perjanjian, dimana Perjanjian Pitu Ulunna Salu ini sebenarnya memiliki 2 agenda pokok yaitu :

    Baca juga# Sejarah Terbentuknya suku pattae'
    • Pembentukan Persekutuan Tujuh Kerajaan di Hulu Sungai yang kemudian dikenal dengan Pitu Ulunna Salu; dan
    • Mengubah Adaq Mate menjadi Adaq Tuho.
    Namun dalam pertemuan atau musyawarah ini, kesepakatan yang dihasilkan berkembang pada penetapan beberapa Lembang (daerah/wilayah) dengan status penguasaannya di Pitu Ulunna Salu yang terdiri dari :
    1. Rante Bulahan sebagai Indo Lembang
    2. Aralle sebagai Indo Kadaneneq
    3. Tabulahan sebagai Talao Rapanna Kadaneneq, Indo Litaq Petaha Manaq Pabisaq Parandangang
    4. Mambi sebagai Lantang Kadaneneq
    5. Matangnga sebagai Andiriq Tangtempoqna Kadaneneq
    6. Tabang sebagai Bubunganna Kadaneneq
    7. Bambang sebagai Suqbuanna Kadaneneq
    Adaq Mateq artinya hukum mati. Dimana bila seseorang melakukan pembunuhan maka hukumannya adalah hukuman mati. Sedangkan Adaq Tuho yang pengertian harfiahnya hukum hidup, merupakan sebuah aturan dimana bila seseorang melakukan pembunuhan, hukumannya bisa dengan denda berupa kerbau atau binatang lain yang disepakati melalui musyawarah adat.
    Musyawarah dipimping oleh Londong Dehata atau Tomampuq dan Indona Puang Banua atau Baitang Aralle.
    Secara umum, kesepakatan yang dihasilkan dalam Perjanjian Pitu Ulunna Salu adalah :
    1. Menetapkan terbentuknya persekutuan Pitu Ulunna Salu.
    2. Menetapkan Adaq Mate menjadi Adaq Tuho.
    3. Menetapkan fungsi dan tugas para Lembang di Pitu Ulunna Salu.
    4. Menetapkan Rante Bulahang dan Aralle, Sipobaine di Adzaq (ketua dan wakil).
    5. Menetapkan berlakunya Adaq Tuho.
    Perjanjian Pitu Ulunna Salu lebih jauh dijelaskan dengan lontara sebagai berikut :

    Nibatta bittiq tau, tappa di bittiq tedong

    Nibatta bittiq tedong, tappa di bittiq bahi
    Nibatta bittiq bahi, tappa di bittiq manuq
    Nibatta bittiq manuq, tappa dipaqbarang-barangang

    Terjemahan :

    Kaki manusia diparang, tiba dikaki kerbau
    Kaki kerbau diparang, tiba dikaki babi
    Kaki babi diparang, tiba dikaki ayam
    Kaki ayam diparang, tiba pada harta benda



    Ada dua pendapat tentang waktu diadakan perjanjian ini. Perbedaan tersebut berkisar pada sesudah dan sebelum terbentuknya Pitu Baqbana Binanga.

    Pendapat pertama, yaitu sesudah pembentukan Pitu Baqbana Binanga berdasar pada : Bahwa pembentukan Pitu Ulunna Salu dilaksanakan sesudah terjadinya perang Tinata, dimana perang Tinata itu sendiri terjadi sesudah terbentuknya Pitu Baqbana Binanga. Ini berarti bahwa Perjanjian Pitu Ulunna Salu terjadi pada sekitar abad XV - XVI Masehi.
    Pendapat kedua, yaitu sebelum terbentuknya Pitu Baqbana Binanga berdasar dengan melihat penggagas Pitu Ulunna Salu adalah Londong Dehata atau Tomampuq jauh lebih tua dari pada Tomepayung dan Puatta di Kuqbur yang menggagas pembentukan Pitu Baqbana Binanga Binanga dalam perjanjian Tammejarra kedua. Pendapat ini memprediksi bahwa perjanjian Pitu Ulunna Salu terjadi pada abad XIV masehi karena pada sekitar abad tersebutlah masa pemerintahan Londong Dehata. Sumber : Buku ASSITALLIANG MANDAR (2009), oleh Drs. ABD. MUIS MANDRA

    3 comments

    Unknown said...

    Mantap

    intip said...

    JAS MERAH KATA BUNG KARNO :)

    Unknown said...
    This comment has been removed by the author.