Satpol PP Wanita Dijual Atasan Sendiri Pada Lelaki Hidung Belang
NB (27), perempuan pegawai honorer Badan Polisi Pamong Praja (Pol PP)
Kota Bandar Lampung, mengaku menjadi korban perdagangan orang yang
dilakukan atasannya berinisial RS. RS adalah komandan pleton tempat NB
bertugas.
NB melaporkan peristiwa tersebut ke Polresta Bandar Lampung. Laporan
polisi itu bernomor LP/B/3707/IX/2015/LPG/Resta Balam tertanggal 4
September 2015. NB melapor ke polisi dua hari setelah mengalami
peristiwa traumatik itu.
NB menceritakan, pada Rabu (2/9) malam, ia dihubungi oleh RS. "RS
bilang ke saya untuk ikut dia. RS tidak memberitahu mau kemana," ujar NB
saat dihubungi, Senin (21/9) malam. NB mengiyakan ajakan RS.
Sekitar pukul 21.00 WIB, RS datang menghampiri NB yang berada di
tempat temannya di Garuntang. NB, mengatakan, RS menjemputnya bersama
dengan temannya sesama Pol PP berinisial TH, dan seorang lelaki
berinisial AR.
Mereka lalu pergi menaiki mobil menuju karaoke MGM. Di tempat karaoke
itu, papar NB, RS memesan minuman beralkohol. Menurut NB, ia dipaksa RS
minum minuman keras tersebut. Awalnya, NB menolak sampai menangis.
Namun karena terus didesak, NB minum dalam keadaan terpaksa.
"Baru minum sedikit saya langsung muntah karena tidak pernah minum minuman
seperti itu," tutur dia. Sekitar pukul 02.00 WIB, mereka keluar dari
tempat karaoke.
NB menuturkan, mereka menuju rumah RS di daerah Kupang, Telukbetung. NB mengaku ia diturunkan di pinggir jalan, sementara RS, TH dan AR masih di dalam mobil. NB tidak tahu apa yang terjadi di dalam mobil.
Tak lama mobil itu pergi meninggalkan NB seorang diri di pinggir jalan. Belakangan diketahui AR, TH dan RS pergi menuju mesin anjungan tunai mandiri (ATM) mengambil uang. Menurut NB, AR memberikan uang ke RS.
Uang tersebut diminta RS dengan alasan untuk beli susu dan karena sudah membawa NB ikut karaoke. Ketiga orang itu kembali lagi menghampiri NB. RS pulang ke rumahnya begitu juga dengan TH. Tinggallah NB seorang diri.
NB mengatakan, RS menyuruhnya pulang bersama AR. Tak ada pilihan. NB menumpang mobil AR. Pada saat di dalam mobil, AR mengajak NB menginap di hotel. NB ketakutan sampai menangis. Ia menolak ajakan AR.
Menurut NB, AR kasihan melihat dirinya. Akhirnya AR mengantar NB pulang ke rumah kekasihnya. NB menuturkan, pada saat dalam perjalanan ke rumah kekasihnya, AR menceritakan bahwa ia sudah memberi RS uang.
NB mengatakan, kekasihnya sempat mendatangi rumah AR menanyakan peristiwa tersebut. Menurut NB, AR menceritakan bahwa pagi hari usai mengantar NB pulang, RS menghubungi AR menanyakan tentang "pelayanan" NB.
NB menuturkan, mereka menuju rumah RS di daerah Kupang, Telukbetung. NB mengaku ia diturunkan di pinggir jalan, sementara RS, TH dan AR masih di dalam mobil. NB tidak tahu apa yang terjadi di dalam mobil.
Tak lama mobil itu pergi meninggalkan NB seorang diri di pinggir jalan. Belakangan diketahui AR, TH dan RS pergi menuju mesin anjungan tunai mandiri (ATM) mengambil uang. Menurut NB, AR memberikan uang ke RS.
Uang tersebut diminta RS dengan alasan untuk beli susu dan karena sudah membawa NB ikut karaoke. Ketiga orang itu kembali lagi menghampiri NB. RS pulang ke rumahnya begitu juga dengan TH. Tinggallah NB seorang diri.
NB mengatakan, RS menyuruhnya pulang bersama AR. Tak ada pilihan. NB menumpang mobil AR. Pada saat di dalam mobil, AR mengajak NB menginap di hotel. NB ketakutan sampai menangis. Ia menolak ajakan AR.
Menurut NB, AR kasihan melihat dirinya. Akhirnya AR mengantar NB pulang ke rumah kekasihnya. NB menuturkan, pada saat dalam perjalanan ke rumah kekasihnya, AR menceritakan bahwa ia sudah memberi RS uang.
NB mengatakan, kekasihnya sempat mendatangi rumah AR menanyakan peristiwa tersebut. Menurut NB, AR menceritakan bahwa pagi hari usai mengantar NB pulang, RS menghubungi AR menanyakan tentang "pelayanan" NB.
No comments
Post a Comment