Jangan Berkecil Hati Dengan IPK anda Yang Rendah
Ada sebuah lelucon yang sering disampaikan saat seminar bisnis berkaitan
dengan IPK (Indeks Prestasi Akademik). Bunyinya seperti ini :
Kalau mereka yang IPK 4, mereka akan jadi engineer-engineer di perusahaan besar,
mereka yang IPK-nya 3, mereka akan jadi general manager di perusahaan-perusahaan besar,
mereka yang IPK-nya diantara 2,5 sampai 3, mereka akan jadi direktur di perusahaan-perusahaan besar,
mereka yang IPK-nya diantara 2 sampai 2,5 mereka akan jadi pemilik-pemilik perusahaan besar tadi,
kalau yang di DO, mereka akan jadi Bill Gates.
Lelucon
ini menjadi angin segar bagi para mahasiswa yang IPK-nya rendah dan
juga menjadi pembenaran untuk tidak belajar lebih rajin. Bahkan tidak
sedikit pula yang menjadikan lelucon ini alasan untuk men-DO-kan diri
dari kampus. Thomas Stanley pengarang buku The Millionaire Mind,
melakukan penelitian untuk mempelajari karakteristik orang-orang yang
dimasa tuanya menjadi orang yang sangat makmur. Hasilnya adalah mereka
yang mencapai kesuksesan financial adalah mereka yang secara rata-rata
memiliki IPK 2,7. Pertanyaan berikutnya yang muncul adalah mengapa tidak
semua mahasiswa yang IPK-nya 4,0 menjadi kaya raya? Mungkin karena
prestasi yang mereka capai terlalu mudah bagi mereka, sehingga mereka
tidak pernah merasakan perlunya bekerja keras.
Banyak
mahasiswa yang mendapatkan IPK 4,0 memang tidak perlu belajar terlalu
keras untuk mendapatkan nilai A. Kadang mereka baru belajar semalam
sebelum ujian pun masih bisa dapat nilai A. Karena kesuksesan yang
mereka capai tersebut terlalu mudah, sehingga tanpa disadari muncul
sifat meremehkan dan tidak mau kerja keras. Dalam Bahasa Sunda sering
disebut mental "Kumaha Engke" yang artinya "Gimana nanti". Mereka jadi
tidak terbiasa mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik dan benar.
Sedangkan
bagi mereka yang IPK-nya biasa-biasa saja, terkadang sudah belajar dari
jauh-jauh haripun masih juga hanya dapat B atau C. Tetapi hal ini tidak
membuat mereka menyerah. Mereka tetap berusaha lebih keras lagi dan
lebih keras lagi. Tanpa disadari mereka terbiasa untuk bekerja lebih
keras dari orang lain. Jika kesuksesan itu sulit didapat, apakah anda
akan begitu saja berhenti atau berusaha lebih keras lagi untuk
mencapainya?
Mungkin
juga sebuah kesuksesan yang mudah didapat itu adalah sebuah jebakan.
Kita banyak melihat di atlit olahraga, musisi, penulis, dan juga artis
yang memiliki talenta yang luar biasa di usia muda tidak menjadi para
bintang di usia tua. Mereka tidak terbiasa melatih dirinya untuk
disiplin menghadapi masa-masa sulit. Mereka tidak terbiasa untuk bekerja
lebih keras dan melakukan persiapan lebih matang. Akhirnya mereka yang
jenius ini dikalahkan oleh mereka yang rajin.
Untuk
membuktikan teori diatas anda bisa baca banyak biografi mereka yang
sukses seperti Michael Jordan, George Clooney, Steve Jobs, Elon Musk,
Lionel Messi, Tony Fernandes. Mereka ini bukanlah orang-orang mencapai
kesuksesannya dengan mudah. Mereka mencapainya dengan sangat sulit.
Butuh kerja yang sangat keras untuk mencapai apa yang mereka capai.
The Gifted are beaten by The Hard Worker. Jadi walaupun anda punya IPK rendah, tapi apakah anda seorang hard worker? Apakah diri anda seorang pejuang?
No comments
Post a Comment