Sebagai sistem pemikiran, liberalisme muncul sebagai dampak dari suatu kondisi terutama dimulai sejak masa Renaissance.
Manusia Renaisan tidak lagi terbelenggu oleh berbagai aturan dan norma
yang berasal dari Gereja. Pada abad pertengahan, kehidupan manusia dalam
berbagai segi harus tertuju pemahaman tentang Tuhan. Kondisi seperti
itu kemudian mendorong munculnya paham tentang menjadi manusia bebas.
Dalam pengertian harfiah, liberalisme adalah gagasan atau aliran yang
bertitik tolak pada kebebasan manusia. Sebagai suatu system pemikiran,
liberalisme memiliki berbagai landasan. Landasan tersebut berupa
kehendak manusia, keinginan, tujuan, dan tanggung jawab. Pada dasarnya
kebebasan adalah sesuatu yang hakiki yang dimiliki manusia dan melekat
pada dirinya. Masyarakat yang terbaik, menurut paham liberal adalah yang
memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu
sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik, semua individu harus dapat
mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya.
Liberalisme model Barat pada abad 17 juga
menekankan kebebasan manusianya. Kebebasan tersebut diperjuangkan
melalui pendidikan. Manusia bebas tersebut mampu menciptakan berbagai
ilmu pengetahuan dan penemuan ( teknologi ) baru. Pada abad 18,
kebebasan yang dimiliki manusia memunculkan berbagai pemikiran seperti
naturalisme, individualisme, materialisme, dan empirisme. Selain itu,
juga muncul pandangan tentang alam ( kosmologi ), materi, kehidupan
dalam bekerja, penataan organisasi kerja, kehidupan perekonomian. Adapun
beberapa ciri liberalisme, yaitu :
Pertama, demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.
Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh,
termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara
terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga
rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.
Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal
yang buruk. Oleh karena itu, pemerintahan dijalankan sedemikian rupa
sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. Pendek kata, kekuasaan
dicurigai sebagai hal yang cenderung disalahgunakan, dan karena itu,
sejauh mungkin dibatasi.
Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap
individu atau sebagian besar individu berbahagia. Walau masyarakat
secara keseluruhan berbahagia, kebahagian sebagian besar individu belum
tentu maksimal. Dengan demikian, kebaikan suatu masyarakat atau rezim
diukur dari seberapa tinggi indivivu berhasil mengembangkan
kemampuan-kemampuan dan bakat-bakatnya. Ideologi liberalisme ini dianut
di Inggris dan koloni-koloninya termasuk Amerika Serikat.
Kapitalisme adalah sistem perekonomian
yang menekankan peran kapital (modal), yakni kekayaan dalam segala
jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam produksi barang
lainnya (Bagus, 1996). Ebenstein (1990) menyebut kapitalisme sebagai
sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar sistem perekonomian.
Ia mengaitkan perkembangan kapitalisme sebagai bagian dari gerakan
individualisme. Sedangkan Hayek (1978) memandang kapitalisme sebagai
perwujudan liberalisme dalam ekonomi. Sistem kapitalisme, menurut
Ebenstein (1990), mulai berkembang di Inggris pada abad 18 M dan
kemudian menyebar luas ke kawasan Eropa Barat laut dan Amerika Utara.
Risalah terkenal Adam Smith, yaitu The Wealth of Nations (1776), diakui
sebagai tonggak utama kapitalisme klasik yang mengekspresikan gagasan laissez faire dalam ekonomi.
Ayn Rand dalam Capitalism (1970)
menyebutkan tiga asumsi dasar kapitalisme, yaitu: (a) kebebasan
individu ( liberalisme ), (b) kepentingan diri ( individualime ), dan
(c) pasar bebas ( persoalan ekonomi ). Menurut Rand, kebebasan individu
merupakan tiang pokok kapitalisme, karena dengan pengakuan hak alami
tersebut individu bebas berpikir, berkarya dan berproduksi untuk
keberlangsungan hidupnya. Pada gilirannya, pengakuan institusi hak
individu memungkinkan individu untuk memenuhi kepentingan dirinya.
Menurut Rand, manusia hidup pertama-tama untuk dirinya sendiri, bukan
untuk kesejahteraan orang lain. Kedua asumsi dasar itu, liberalisme dan
individualisme pada akhirnya mengacu dan digunakan dalam bidang ekonomi.
Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya
sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam
bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas
malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai
cara. Sistem perekonomian ( kepemilikan modal, hak milik keuntungan )
menjadi proses yang tidak seimbang antara pemilik modal dan para
pekerja. Beberapa ciri kapitalisme :
1. Sebagian besar sarana produksi dan
distribusi dimiliki oleh individu bukan oleh negara. Ciri ini tetap
mengakui adanya pemilikan negara yang berwujud monopoli yang bersifat
alamiah atau menyangkut pelayanan jasa kepada masyarakat umum.
2. Barang dan jasa diperdagangkan di pasar bebas (free market).
Perekonomian pasar dalam sistem kapitalis didasarkan pada spesialisasi
kerja. Dalam hal harga, penawaran dan permintaan menjadi kendala
penentu, sejauh persaingan yang ada tidak diganggu oleh monopoli,
oligopoli yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan terkemuka dalam jenis
usaha tertentu. Dalam sistem ini, setiap pembuat kebijakan mengamati
suatu bidang yang jauh lebih kecil, sehingga bidang pengawasan lebih
terbatas dan lebih mudah ditangani. Salah satu sifat yang penting dalam
sistem ini adalah adanya kedaulatan konsumen. Konsumen tidak hanya bebas
memilih barang yang ditawarkan, tetapi juga melalui pilihan yang
dilakukannya menentukan jenis dan jumlah barang yang akan diproduksi.
3. Perekonomian pasar bercirikan persaingan ( competition ). Dalam perekonomian pasar, alternatif untuk persaingan bisa saja monopoli swasta atau juga monopoli resmi dari negara.
4. Modal kapital ( baik uang maupun
kekayaan lain ) diinvestasikan ke dalam berbagai usaha untuk
menghasilkan laba (profit). Sistem ekonomi ini lebih banyak memberikan
kesempatan untuk meraih keuntungan daripada sistem yang lain, disebabkan
oleh dijaminnya tiga kebebasan, yaitu kebebasan berdagang dan
menentukan pekerjaan, kebebasan hak kepemilikan, dan kebebasan
mengadakan kontrak.
Dalam pengertian harfiah, sosialisme
selalu merujuk pada asosiasi yang terjadi di masyarakat baik dari pihak
pemerintah maupun dari publik. Asosiasi tersebut mengacu pada prinsip
pengendalian produksi dan kekayaan milik kelompok tertentu. Sosialisme
menurut Robert Owen diperkenalkan sebagai bentuk komunitas-komunitas
yang siap untuk hidup, bekerja dan belajar bersama. Oleh karena itu,
sosialisme dapat diartikan sebagai suatu aliran atau ideologi yang
berlandaskan pada kehidupan masyarakat dan kepentingan rakyat. Dalam
sosialisme ada beberapa unsur penting seperti kualitas kehidupan (
kesejahteraan ), kritik sosial, dan semangat nasionalisme.
Dalam kehidupan muncul keinginan untuk
meningkatkan taraf hidup yang lebih baik dengan pemberian gaji yang
sesuai dengan kebutuhan, perumahan, jaminan kesehatan yang baik.
Sosialisme muncul sebagai kritik sosial atas kapitalisme terutama
ditujukan pada kebebasan manusia dalam hal ini kepemilikan modal.
Kapitalisme mendorong timbulnya kesengsaraan rakyat karena tidak adanya
keseimbangan atau pembagian hak yang adil. Di sisi lain, sosialisme
memicu semangat nasionalisme dalam mempersatukan solidaritas di antara
warga masyarakat. Mereka berjuang melawan penindasan yang dilakukan oleh
para pemilik modal dan para penguasa negara dengan tujuan untuk
kesejahteraan hidup yang lebih baik. Salah satu tujuan utama dari
sosialisme adalah mewujudkan negara kemakmuran (welfare state ).
Etatisme adalah suatu sistem perekonomian
yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk
melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah.
Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan
perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik,
telekomunikasi, gas lng, dan lain sebagainya. Dalam sistem ekonomi
sosialisme atau sosialis, mekanisme pasar dalam hal permintaan dan
penawaran terhadap harga dan kuantitas masih berlaku. Pemerintah
mengatur berbagai hal dalam ekonomi untuk menjamin kesejahteraan seluruh
masyarakat.
Liberalisme dan kapitalisme merupakan dua
ideologi yang masih saling berkaitan erat satu sama lain dengan adanya
beberapa kesamaan yang saling mendukung. Kapitalime berkembang dengan
landasan utama adanya liberalisme yang mengagungkan kebebasan individu
untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada dirinya. Kebebasan ini
merupakan naluri dasar bagi seorang manusia dalam kehidupan. Selain
itu, naluri dasar manusia adalah untuk mencapai kebahagiaan terutama
materi. Di antara kedua ideologi, liberalisme/kapitalisme dengan
sosialisme terdapat beberapa prinsip yang kontradiktif, yaitu :
a. Liberalisme/Kapitalisme mengutamakan kebebasan individu sedangkan sosialisme mengutamakan kepentingan bersama.
b. Alat-alat produksi dan distribusi
pada kapitalisme sebagian besar dimiliki individu, sedangkan dalam
sosialisme alat-alat produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai negara.
c. Kapitalisme mengutamakan mengejar kekayaan perseorangan, sedangkan sosialisme bekerja demi pemerataan kesejahteraan.
d. Kapitalisme menggunakan upah sebagai
alat untuk membius buruh agar bekerja membanting tulang di
pabrik-pabrik, sosialisme menggunakan alat-alat kesejahteraan sosial
untuk membuat kehidupan buruh bertambah nyaman.
e. Kapitalisme mengutamakan perekonomian
pasar bercirikan persaingan dengan sedikit campur tangan pemerintah,
sedangkan sosialisme mekanisme pasar dalam hal permintaan dan penawaran
terhadap harga dan kuantitas masih berlaku, tetapi campur tangan
pemerintah lebih besar untuk menjamin kesejahteraan masyarakat.
Dalam realitanya, sosialisme selalu kalah
bersaing dengan ideologi liberalisme dan kapitalisme. Hal ini
disebabkan oleh pertama, daya adaptasi dan transformasi kapitalisme yang
sangat tinggi, sehingga ia mampu menyerap dan memodifikasi setiap
kritik dan rintangan untuk memperkuat eksistensinya. Sebagai contoh,
bagaimana ancaman pemberontakan kaum buruh yang diramalkan Marx tidak
terwujud, karena kelas borjuasi kapital melalui negara memberikan
“kebaikan hati” kepada kaum buruh dengan konsep “welfare state”. . Konsep “welfare state”
yang diterapkan di negara kapitalis adalah salah satu contoh upaya
adaptasi kapitalisme merangkul semangat sosialisme ke dalam pangkuannya.
Kedua, kreativitas budaya kapitalisme dan kapasitasnya menyerap ide-ide
serta toleransi terhadap berbagai pemikiran. Menurut Rand, kebebasan
dan hak individu memberi ruang gerak manusia dalam berinovasi dan
berkarya demi tercapainya keberlangsungan hidup dan kebahagiaan. Seorang
kapitalis adalah orang yang melalui harta kekayaannya ia mewujudkan
diri, menyingkap eksistensi diri. Ia mengaktualkan dirinya dengan dan
untuk kapital. Dengan kapital, ia berharap memperoleh kekuasaan dan
dominasi. Memiliki kapital berarti menguasai dunia.
No comments
Post a Comment