Solusi Buat Karyawan Yang Suka Berhutang
Konsepnya adalah dari karyawan untuk karyawan. Praktisnya
seperti asuransi. Masing - masing pegawai anda potong sekian rupiah
untuk dimasukkan ke kas pegawai. Dananya anda pegang sampai ada
perwakilan dari pegawai anda yang dipercaya rekannya. Anda bisa
menyebutnya arisan atau koperasi atau kas simpan pinjam atau dana hari
tua.
Berapa yang harus dipotong ? Yang pasti tidak
memberatkan mereka tetapi juga masuk akal. Nek cuman 1.000 perak yo
amsiong rek....jumlahnya terlalu kecil. Nah wong parkir sepeda motor ae
wes Rp 1.500. Ngenyek iku rek ! Patokannya adalah uang makan satu hari,
anggap saja 25.000 rupiah untuk kota Surabaya. Saya rasa menyisihkan
uang makan sehari cukup masuk akal dan bisa dilakukan. Nek gak sanggup
yo kebacut rek, cek sorone uripmu .
Nah, anggap saja anda memiliki 10 orang pegawai. Jadi setiap
bulannya bisa terkumpul Rp 250.000 rupiah. Kalo anda berbaik hati,
silahkan menyumbang di kas ini. Toh mereka juga karyawan anda. Dalam
waktu setahun akan terkumpul dana sebanyak 3 juta rupiah. Jika mereka
bekerja selama 5 tahun akan ada dana sebesar 15 juta. Cukup banyak
bukan....padahal itu hanya menyisihkan uang makan sehari atau nobango
(25rb).
Fungsi
dana ini adalah untuk bon-bonan. Kalau mau ngebon ya pakai uang mereka
sendiri. Yang ACC ya mereka juga. Gak perlu menemui anda untuk Bos, mo
ngebon !
Sebaliknya anda tinggal tanya, "Wes di ACC ? ndi surat'e ?" Anda cuman bertindak sebagai kasir saja...tanpa surat perintah, maka brankas tidak dibuka.
Itulah konsep kepemimpinan yang benar, melayani bukan
memerintah. Pegawai yang suka ngebon pasti dimarahi dan dinasehati sama
rekannya sendiri. Yang telat bayar juga akan dipersulit proses
ACC-nya. Anda menciptakan sistem kerjasama sekaligus pengawasan,
solidaritas sekaligus rasa kekeluargaan.
Anda juga bisa memanfaatkan dana ini untuk acara rekreasi bersama.
Biayanya berapa ? Gak perlu dipikiri karena dananya sudah ada. Tinggal
dibagi perorang keluar berapa dan pak Bos support berapa. Lebih jauh
lagi, dana yang terkumpul ini bisa anda gunakan untuk membeli bahan
kebutuhan pokok secara grosir. Keuntungannya ? Jauh lebih murah harga
belinya. Bisa dikirim ke tempat anda lagi...he...he...he...Anda bisa
hitung berapa penghematan yang bisa pegawai anda sisihkan dari sistem
seperti ini ?
Wes tah laaa...ada banyak ide yang bisa anda realisasikan
dengan sistem ini. Tinggal seberapa jauh anda mau berimajinasi. Sebagai
Bos, keuntungannya lebih banyak lagi. Salah satunya adalah hilangnya
rasa mangkel karena bolak-balik direpoti dengan masalah
bon-bonan.Tetapi maksud saya jauh melebihi bayangan anda.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat. Mari bersikap
nasional disek. Tugas mewujudkan masyarakat adil makmur sentosa
sejahtera adalah tugas setiap warga negara, termasuk anda dan saya
sebagai pengusaha. Hal ini baru bisa terwujud jika dimulai dari unit
terkecil dari masyarakat yaitu keluarga tadi. Pegawai yang pintar tidak
akan mau jadi pegawai. Tetapi karena mereka gak pinter seperti anda
maka nasibnya ya jadi pegawai. Anda yang jauh lebih pinter seharusnya
mendidik mereka supaya jadi pinter, kalo perlu lebih pinter dari anda.
Memiliki pegawai yang pinter ibarat (yang salah) pedang bermata dua. Menusuk mereka dan menusuk anda. Saya jelas-jelas membantah teori ini karena memiliki pegawai pinter justru lebih menguntungkan daripada memiliki pegawai O'on.
Produktifitas lebih meningkat, pekerjaan lebih cepat selesai dan
anda tidak perlu menjelaskan hal yang sama berulang-ulang. Mengapa
perusahaan yang besar-besar itu tambah lama tambah besar ? Ya karena
mereka memiliki Sumber Daya Manusia yang pinternya di atas rata-rata.
Makanya hasilnya selalu diatas perusahaan lainnya. Wes tah lah....ojok
wedi mem-pinter-kan pegawai anda. Jangan berpikiran jelek dulu dan
malas mencoba sebelum anda berjuang sampe titik darah penghabisan.
Orang bisa melihat ketulusan orang lain dan mereka pasti
menghargai ketulusan ini. Saya yakin pegawai anda akan melihat
ketulusan anda jika memang benar-benar tulus. Orang yang anda didik
dari bodoh menjadi pintar memiliki perasaan "hutang budi". Dan hanya "hutang budi" sajalah yang bisa menumbuhkan loyalitas. Orang
salah jika berpikir bisa mengikat pegawai dengan uang atau penghargaan
saja. Ketahuilah bahwa banyak pesaing kita yang lebih bermodal besar
dan siap membajak pegawai pintar anda. Anda juga salah jika berpikir
kebebasan nge-bon bisa menciptakan loyalitas mereka. Selama tidak ada
hutang budi atau hutang nyawa maka tidak ada loyalitas. Ingat kasus
penyerbuan LP Cebongan yang dilakukan oleh oknum Kopasus waktu lalu.
Karyawan anda adalah domba yang dititipkan Tuhan kepada anda.
Jangan mengecewakan Tuhan ! Anda tidak hanya dituntut untuk mencukupi
kebutuhan mereka tetapi anda dituntut untuk mengembangkan kemampuan
mereka. Anda harus membuat mereka sejahtera karena kesejahteraan mereka
juga berarti kesejahteraan anda. Jika pegawai anda bisa membeli sebuah
rumah, berapa rumah yang bisa anda beli ? Jangan menipu diri sendiri
dengan mengatakan bahwa tjwan'ne tipis ! Wes gak usum rek ! Saiki
jamane internet, jaman kebebasan informasi.
Salah satu hal terpenting dan mendasar adalah manajemen keuangan pribadi. Dengan
mendidik pegawai anda menyisihkan sebagian kecil pendapatan mereka
berarti anda mengajarkan mereka menabung, merencanakan masa depan dan
hidup hemat. Bukan sebaliknya melegitimasi aturan yang salah
bahwa Bos iku duii'e akeh dan mesti diutangi ben gak rugi. Nek utang'e
wes akeh pamit ae muleh ndeso ben gak ditagih. Karakter macam apa ini ?
Apa jadinya nanti jika mereka sudah berumah tangga ?
Tentunya, cara hidup yang salah ini akan diajarkan kepada
pasangan dan anak mereka. Karena itulah satu-satunya cara hidup yang
mereka ketahui. Sama halnya dengan anda saat ini. Anda hanya bisa
ngomel tok tentang masalah ngutang pegawai ini karena itulah yang
diwariskan orangtua anda kepada anda. Hanya itu cara bekerja yang anda
ketahui. Jangan salahkan pegawai anda sebelum anda merefleksikan
kehidupan anda sendiri.Malu nanti anda ! Kenapa pemikiran anda baru
terbuka setelah membaca artikel masalah pegawai ini ? Itulah fakta
kehidupan bahwa apa yang anda ketahui adalah yang anda ajarkan ke orang
lain.
STOP ! Cara yang salah harus diputus dan diganti dengan cara
yang benar. Jika anda terbeban dengan masalah memberkati bangsa dan
negara lakukan apa yang saya sampaikan. Ojok sembayang dowo - dowo koyok
yok-yok'o ngono. Benci aku ambek doa penutup sing berkati bangsa dan
negara, berkati pemipin bangsa ini, beri hikmat kepada anggota DPR,
beri hikmat dari gubernur sampe RT RW disebutkan
situk-situk....jembek-jembek ! Teori tok ! Gak ngerti tah...sing
ngrungokno ben minggu ae mblenger ambek mbatin...kapan
marine....apalagi Tuhan yang melihat hati. Paling muntah-muntah DiaNya.
Alaa....atimu bosok ae sembayang'e muluk-muluk ! Bayaren disek utangmu !
Gitu rek !
No comments
Post a Comment