Kesalahan-Kesalahan Pemilik Usaha Dalam Memperlakukan Anak Buahnya
Fokus pada peningkatan kinerja terkadang dilakukan dengan perlakuan
program-program instan yang minim analisis sehingga justru mengurangi
produktivitas karyawan. Adakalanya karyawan diperlakukan seperti anak
kecil, yang terus-menerus ditanya mengapa gagal dengan tujuan mereka
akan berusaha lebih keras. Tidak sedikit juga perusahaan yang
memperlakukan satu karyawan berbeda dengan karyawan lain dan masih
mendapati bahwa hal-hal negatif tetap terjadi di lingkungan kerja. Ada
pula sebagian perusahaan membiarkan karyawan bekerja keras tanpa
memberikan feedback positif. Alih-alih meningkatkan kinerja, hal-hal
tersebut justru berpotensi menurunkan keinginan mereka untuk berkarya
secara optimal.
Perusahaan Besar cenderung mampu bertahan karena perlakuan terhadap karyawan khususnya dan pengembangan organisasi umumnya. Tidak hanya perusahaan kategori kecil yang masih sering salah dalam memperlakukan karyawannya, terkadang perusahaan dengan jumlah pekerja besarpun masih suka keliru dalam penanganan atau pemberian treatment kepada karyawan.
Pada akhirnya, sebelum menerapkan suatu program peningkatan kinerja, ada baiknya perusahaan terlebih dahulu melakukan analisis mendalam. Sebisa mungkin, hindari 20 kesalahan berikut, yang berpotensi membuat performa menurun, seperti dilansir dari about.com:
Pada akhirnya, sebelum menerapkan suatu program peningkatan kinerja, ada baiknya perusahaan terlebih dahulu melakukan analisis mendalam. Sebisa mungkin, hindari 20 kesalahan berikut, yang berpotensi membuat performa menurun, seperti dilansir dari about.com:
- Level Hierarki Organisasi yang Banyak dan Semakin Rumit.
- Performance Appraisal Individu yang masih dikeluhkan karena Karyawan Tidak Mampu Bekerja dalam Tim (Team Work).
- Pengawasan berlebih karena ketidakpercayaan dengan adanya Tim Audit.
- Tidak adanya Standar Kerja dan Informasi, namun selalu melakukan Justifikasi dengan Kegagalan Karyawan.
- Tidak adanya Fasilitasi Ide dan Masukan dari Karyawan, namun menganggap Karyawan tidak mampu menyumbang Ide Perbaikan bagi Organisasi.
- Menerima Ide dan Masukan untuk Perbaikan Perusahaan namun minim dalam Implementasi, sehingga menjadi sekedar Wacana.
- Keputusan yang Terpusat namun karyawan diminta memberikan Komentar Positif dengan Kebijakan tersebut.
- Kinerja Buruk beberapa karyawan yang di generalisasi, sehingga sesama karyawan saling curiga siapakah Srigala berbulu Domba tersebut.
- Membuat Aturan dan Kebijakan Baru yang berlaku bagi semua orang karena kegagalan sebagian orang atau kelompok terhadap peraturan lama.
- Menyediakan recognition dengan pola tertentu, misalnya hanya ketika goal perusahaan tercapai.
- Memperlakukan karyawan seolah mereka tidak dapat dipercaya. Mengawasi, melacak dan mengingatkan mereka setiap ada kesalahan, sekecil apapun.
- Gagal memperingatkan karyawan yang perilakunya menyimpang dari budaya yang dianut perusahaan.
- Ketika manager complain bahwa mereka kesulitan mengolah review karena terlalu banyak report, perusahaan mengurangi personal development planning terhadap karyawan. Padahal personal development karyawan tersebut adalah pekerjaan yang krusial bagi manajer.
- Menetapkan terlalu banyak kebijakan sehingga karyawan merasa tidak memiliki ruang gerak untuk menerapkan kreativitas dan jiwa kepemimpinannya.
- Menerapkan sangat sedikit kebijakan sampai-sampai karyawan merasa terlalu bebas dan berada di tengah-tengah lingkungan yang penuh perlakuan tidak adil.
- Menetapkan bahwa semua tugas yang diberikan adalah prioritas utama.
- Memberitakan suatu hal sebagai “emergency” padahal sebenarnya tidak. Jika hal tersebut terjadi terus-menerus, karyawan tidak akan percaya lagi ketika kondisi emergency benar-benar terjadi.
- Menyuruh karyawan mengubah cara kerja mereka tanpa memberikan gambaran perubahan seperti apa yang ingin dicapai.
- Berharap bahwa karyawan dapat melakukan learning by doing dan tidak mengindahkan bahwa ketika mereka gagal, hal itu adalah bagian dari proses belajar.
- Membiarkan karyawan gagal karena suatu informasi yang tidak ia ketahui, padahal kita ketahui.
Tidak mudah memang mengelola karyawan dengan keanekaragaman karakter yang mereka miliki. Setidaknya, dengan memperhatikan hal di atas, Anda dapat meminimalkan dampak buruk yang mungkin terjadi karena kesalahan konyol dalam membangun hubungan baik dengan karyawan.
No comments
Post a Comment