Kultum Ramadhan Malam Ke 19 : Tanda Lailatul Qadar dan Kapan Lailatul Qadar Terjadi?
![]() |
Materi Kultum Malam Ke 19 : Tanda Lailatul Qadar dan Kapan Lailatul Qadar Terjadi? |
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
Tiada kata yang paling indah untuk diucapkan
selain memanjatkan puji syukur kehadiran Allah SWT karena berkah dan rahmat-Nya
sehingga pada kesempatan ini, tahun ini, kita masih diberikan kekuatan, napas
serta kesehatan sehingga kita masih dipertemukan oleh bulan Ramadhan tahun ini.
Marilah kita sambut Ramadhan dengan perasaan riang gembira serta mengucapkan
“Marhaban ya Ramadhan” sambutan yang berarti penuh kegembiraan, lapang dada,
suka cita dan tidak ada batasan pada tamu yang sangat dinantikan oleh seluruh
umat islam seluruh dunia.
Jamaah yang dirahmati oleh Allah SWT Lailatul qadar adalah malam yang ditetapkan Allah bagi umat Islam. Ada dua pengertian mengenai maksud malam tersebut. Pertama, lailatul qadar adalah malam kemuliaan. Kedua, lailatul qadar adalah waktu ditetapkannya takdir tahunan. Kedua makna ini adalah maksud dari lailatul qadar.
Lailatul qadar adalah waktu penetapan takdir sebagaimana disebutkan dalam ayat,
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Pada
malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad Dukhon:
4).
Qotadah
berkata, “Yang dimaksud adalah pada malam lailatul qadar ditetapkan takdir
tahunan.” (Jami’ul Bayan ‘an Ta’wili Ayil Qur’an, 13: 132)
* Kapan Lailatul Qadar Terjadi? *
Lailatul
Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan sebagaimana
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no.
1169).
Yang
dimaksud dalam hadits ini adalah semangat dan bersungguh-sungguhlah mencari
lailatul qadar pada sepuluh hari tersebut. Lihat Syarh Shahih Muslim, 8: 53.
Terjadinya
lailatul qadar di malam-malam ganjil lebih memungkinkan daripada malam-malam
genap, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2017).
Kapan
tanggal pasti lailatul qadar terjadi? Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah telah
menyebutkan empat puluhan pendapat ulama dalam masalah ini. Namun pendapat yang
paling kuat dari berbagai pendapat yang ada adalah lailatul qadar itu terjadi
pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan waktunya
berpindah-pindah dari tahun ke tahun (lihat Fathul Bari, 4: 262-266 dan Syarh
Shahih Muslim, 6: 40).
Mungkin
pada tahun tertentu terjadi pada malam kedua puluh tujuh atau mungkin juga pada
tahun yang berikutnya terjadi pada malam kedua puluh lima, itu semua tergantung
kehendak dan hikmah Allah Ta’ala. Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى
“Carilah lailatul qadar di sepuluh
malam terakhir dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang
tersisa.” (HR. Bukhari no. 2021)
Para
ulama mengatakan bahwa hikmah Allah menyembunyikan pengetahuan tanggal pasti
terjadinya lailatul qadar adalah agar orang bersemangat untuk mencarinya. Hal
ini berbeda jika lailatul qadar sudah ditentukan tanggal pastinya, justru nanti
malah orang-orang akan bermalas-malasan (lihat Fathul Bari, 4: 266).
*
Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar *
Ibnu
Hajar Al Asqolani berkata,
وَقَدْ وَرَدَ لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ عَلَامَاتٌ أَكْثَرُهَا لَا تَظْهَرُ إِلَّا بَعْدَ أَنْ تَمْضِي
“Ada beberapa dalil yang membicarakan tanda-tanda lailatul qadar, namun itu semua tidaklah nampak
kecuali setelah malam tersebut berlalu.” (Fathul Bari, 4: 260).
Di antara yang menjadi dalil perkataan beliau di atas adalah
hadits dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata,
هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.
“Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh
tujuh (dari bulan Ramadlan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya
matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru.” (HR.
Muslim no. 762).
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga
tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan
nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman,
lihat Jaami’ul Ahadits 18: 361.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat
Shahihul Jaami’ no. 5475.) Jika demikian, maka tidak perlu mencari-cari tanda
lailatul qadar karena kebanyakan tanda yang ada muncul setelah malam itu
terjadi. Yang mesti dilakukan adalah memperbanyak ibadah di sepuluh hari
terakhir Ramadhan, niscaya akan mendapati malam penuh kemuliaan tersebut.
* Jangan Hanya Memilih Malam Ganjil, Malam Lailatul Qadar
Bisa Jadi di Malam Genap *
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan bahwa sepantasnya
bagi seorang muslim untuk mencari malam lailatul qadar di seluruh sepuluh hari
terakhir. Karena keseluruhan malam sepuluh hari terakhir bisa teranggap ganjil
jika yang dijadikan standar perhitungan adalah dari awal dan akhir bulan
Ramadhan. Jika dihitung dari awal bulan Ramadhan, malam ke-21, 23 atau malam
ganjil lainnya, maka sebagaimana yang kita hitung. Jika dihitung dari Ramadhan
yang tersisa, maka bisa jadi malam genap itulah yang dikatakan ganjil. Dalam
hadits datang dengan lafazh,
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى
“Carilah malam lailatul qadar di sepuluh hari terakhir dari
bulan Ramadhan. Bisa jadi lailatul qadar ada pada sembilan hari yang tersisa,
bisa jadi ada pada tujuh hari yang tersisa, bisa jadi pula pada lima hari yang
tersisa.” (HR. Bukhari no. 2021). Jika bulan Ramadhan 30 hari, maka kalau
menghitung sembilan malam yang tersisa, maka dimulai dari malam ke-22. Jika
tujuh malam yang tersisa, maka malam lailatul qadar terjadi pada malam ke-24.
Sedangkan lima malam yang tersisa, berarti lailatul qadar pada malam ke-26, dan
seterusnya (Lihat Majmu’ Al Fatawa, 25: 285).
Semoga Allah memudahkan kita bersemangat dalam ibadah di
akhir-akhir Ramadhan dan moga kita termasuk di antara hamba yang mendapat malam
yang penuh kemuliaan.
Sungguh bulan Ramadhan memiliki kedudukan istimewa daripada
11 bulan yang lain. Semoga kita masih bisa dipertemukan dengan bulan Ramadhan
yang akan datang...Aamiin
Sumber : Kultum Ramadhan
No comments
Post a Comment