Sejarah : Sosok Striker Pencetak Gol Pertama di Senayan (GBK)
22 Juli 1962 pertama kalinya Stadion Utama Senayan digunakan. Sebagai pertandingan pembuka mempertemukan dua tim raksasa Indonesia saat itu, PSM Makassar sebagai juara bertahan Divisi Utama Perserikatan PSSI dan Persija Jakarta. Pertarungan kedua kesebelasan dengan sederet pemain bintang pada masanya, meski berstatus pertandingan tidak resmi, namun menyedot lebih 80 ribu pasang mata.
Seperti biasanya, PSM Makassar yang turun dengan materi bintang, Suwardi Arland, Basri, serta duet maut Solong dan Frans Jo yang merupakan momok barisan belakang lawan, mempertontonkan sepakbola menyerang yang indah, keras dan menghibur.
Begitu kick off dimulai, PSM langsung mengambil inisiatif menyerang. Stadion baru dan pengalaman baru bermain malam di bawah siraman lampu ribuan watt, membuat pemain pemain PSM perlu adaptasi beberapa saat sebelum memastikan menguasai sepenuhnya atmosfir stadion termegah Asia dan terbesar kedua di dunia setelah Stadion Malacanang Rio de Jeneiro Brazil itu.
Tak mengenal istilah tim tamu, pemain pemain PSM terus membombardir pertahanan Persija Jakarta. Pertandingan baru berjalan 4 menit, PSM mendapat kesempatan mengambil sepak pojok. Seperti biasa, Suwardi Arland diplot mengeksekusi tendangan sudut tersebut. Begitu Suwardi melepas tendangan ke tiang jauh gawang Persija, disaat yang hampir bersamaan Frans Jo, datang dengan lompatan mematikan menyarankan si kulit bundar ke gawang Persija.
Frans Jo tidak saja membungkam pendukung Persija yang kini disapa Jakmania, tapi Frans telah mencatatkan sejarah, sebagai orang pertama yang mencetak gol di Stadion Utama Senayan atau kini disebut Stadion Gelora Bung Karno. Sejarah ini tidak akan terhapus, bahwa striker PSM Makassar Frans Jo yang piawai bermain bola bola atas, adalah orang pertama yang mencetak gol di Stadion Utama Senayan. Sekalipun pada pertandingan itu PSM Makassar harus puas berbagi angka 3-3 dengan Persija. Dua gol PSM lainnya diciptakan susul menyusul oleh Solong Haya dan Idris Mappakaya. Sedangkan gol gol Persija Jakarta dikemas Suranto (2 gol) serta Sucipto.
Sebulan kemudian, gantian Solong Haya striker PSM Makassar yang menjadi suksesor Ramang pada awal tahun 60an yang membukukan sejarah di Senayan. Tony Poganic pelatih Timnas PSSI yang memasukkan Solong sebagai starter di barisan depan saat Indonesia kontra Vietnam Selatan pada pesta Olahraga Asian Games di Jakarta 25 Agustus 1962, membuat kejutan lain.
Pemain depan PSM kelahiran Maros ini, menjadi pemain Timnas PSSI pertama yang mencetak gol di Stadion Utama Senayan. Solong juga sekaligus menjadi pemain Timnas pertama yang mempersembahkan kemenangan untuk PSSI di Stadion kebanggaan rakyat Indonesia itu, karena berkat gol semata wayang Solong, PSSI unggul tipis atas Vietnam Selatan 1-0. Dan itulah kemenangan pertama Timnas PSSI di Senayan.
Sepanjang babak pertama hingga paruh babak kedua, Indonesia tak kunjung menjebol gawang Vietnam yang dikawal Rang Pham Van. Namun memasuki menit ke 75 suasana jadi berubah, 100 ribu penonton yang memadati seluruh kursi Stadion Senayan, dibuat pecah oleh gol spektakuler Solong. Gol itu bermula dari aksi Januar Priibadi striker Persebaya yang jadi tandem Solong di lini depan. Dengan dribling bola kecepatan tinggi, Januar tiba tiba melepas sebuah umpan terukur dari pojok kanan pertahanan Vietnam, ke arah kotak 16. Umpan matang Januari Pribadi, tidak disia siakan oleh Solong. Dengan skill individu yang tinggi, Solong menyambut bola dengan sepakan first time berupa tendangan volley yang keras yang menghujam jala gawang Vietnam, 1-0 untuk Indonesia. Gemuruh penonton Stadion Senayan pun terus membahana, sekaligus menandai persembahan bersejarah anak anak Makassar untuk sepakbola Indonesia. Sebuah gol pertama dan kemenangan pertama Timnas PSSI di Senayan.
Ramang, Idris Mappakaya, Tahir Jusuf (bersaudara), Solong, Frans Jo, Suwardi Arland, La Tandang, Nor Salam, Mannan, Herry Tjong, Kim Wie, Maulwi Saelan, Ronny Pattinasarani, adalah legenda PSM yang terus akan dikenang pencintanya. Kita doakan mereka senantiasa jadi inspirasi bagi kemajuan sepakbola Makassar dan tentunya Indonesia.
Selepas pemain pemain lagendaris ini, prestasi PSM memang tidak semengkilap masa mereka berjaya, ketika 7 hingga 9 dari 11 pemain Timnas kerap diisi anak anak Makassar. Tetapi setidaknya kharisma PSM sebagai salah satu tim terbesar di Indonesia tetap terjaga. Pemain pemain PSM Makassar era sesudahnya terus menjaga reputasi sebagai tim tanpa cacat degradasi serta merebut sejumlah piala, merekalah Syamsuddin Umar, Najib Latandang, Hafid Ali, Abdi Tunggal, Dullah Rahim, Jusuf Malle, Malawing, Jopie Lumouindong, Sumirlan, Rohandi Jusuf, Joseph Wijaya, Tony Ho, Alimuddin Usman, Bahar Muharram, Ajis Muin, Ajie Lestaluhu, Anshar Abdullah, Ali Baba dan generasi terakhir Syamsul Kharuddin, adalah pemain pemain yang kokoh mempertahankan kebesaran nama PSM warisan Ramang dan kawan kawan. Kita berharap PSM tetap menjadi lumbung pemain nasional yang berkarakter, bersamaan dengan bangkitnya kembali kejayaan PSM.
Selamat Ulang Tahun ke 101 PSM Makassar.
Husain Abdullah, adalah mantan Manajer PSM Makassar LPI 2011-2012.
Source : Facebook
No comments
Post a Comment