• Breaking News

    Agar Tidak Stress, Para Napi Wanita Di Rutan Makassar Melakukan Hal Ini

    ilustrasi
    Hidup dalam tahanan ibaratkan jatuh ke jurang neraka. Betapa tidak, selama bertahun-tahun hilang kebebasan dan setiap hari menghadapi suasana yang sama. Tak pelak kejenuhan, kebosanan akan terus mengintai, menggerus semangat.


    Fikawati (20), seorang narapidana dari Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Makassar punya cara untuk mengatasi kejenuhan dan kebosanannya yakni dengan aktif belajar menari. Alhasil, acap kali dia tampil menari bersama rekan napi perempuan lainnya mengisi acara atau penjemputan tamu baik di Rutan Kelas I Makassar juga di Lapas Kelas I Makassar. 

    Seperti yang ditampilkannya bersama enam penari lain, juga dari Rutan Kelas I Makassar, Rabu siang, (17/8). Fika dan kawan-kawan menyuguhkan Tari Padduppa (tari menyambut tamu) di aula Lapas Kelas I Makassar. Tarian itu dipersembahkan pada Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo dan undangan lainnya dalam acara penyerahan remisi umum bagi narapidana dalam rangka HUT RI ke 71.

    Buat Fika, latihan menari yang dibantu pembina lalu dipentaskan, menjadi obat mujarab baginya selama menjalani masa hukuman. Anak ketiga dari lima bersaudara dan telah ditinggal mati ayah tercinta ini mengaku cukup menghibur. Bahkan memompa semangatnya untuk kehidupan yang lebih baik kelak jika masa tahanan habis dsn keluar menghirup udara bebas.

    Fika yang ditemui di balik panggung usai pentas bercerita, alasan dirinya di Rutan lantaran kasus narkoba yang menjeratnya. Gadis yang hanya sempat mengenyam pendidikan hingga tingkat SMA ini mengungkapkan, dia ditangkap bersama teman yang ternyata seorang pelaku curanmor (pencurian kendaraan bermotor). 

    "Saya dipanggil ke kos teman saya itu. Saya ke sana, tiba-tiba ada polisi masuk. Dia dicari polisi karena kasus curanmor. Tapi saat polisi datang, teman saya itu lagi pegang alat isap narkoba. Saya tidak pernah sentuh narkoba tapi karena ada di situ saat penggerebekan, saya dibawa sama polisi juga," cerita Fika.

    Fika divonis penjara 1 tahun enam bulan dan sudah jalani masa hukuman selama tujuh bulan. Artinya sisa 11 bulan lagi dia harus jalani masa hukuman.

    "Tidak ada orang yang senang ditahan tapi sudah seperti ini jalannya, pasrah saja. Tapi saya cukup bersyukur karena banyak kegiatan di dalam Rutan. Ada teman baru yang sama-sama punya mimpi untuk menjadi orang yang lebih baik lagi, sama-sama belajar. Jadi ada semangat hidup," ungkap Fika yang kini punya mimpi memperdalam pengetahuan tarinya dengan bergabung di sanggar tari kelak masa tahanannya usai.

    Juhaedah, pegawai Rutan Kelas I Makassar, pembina napi perempuan ini mengaku cukup salut kepada Fika dan rekan-rekannya yang selalu semangat saat menjalani latihan tari di Rutan.

    "Mereka semua semangat dan disiplin ikut latihan," ujar Juhaedah.

    No comments