• Breaking News

    Kisah Pilu Si Gadis Desa, Dijanjikan Kerja Salon Malah Jadi PSK Kalijodo


    Sungguh malang nasib SP (23) warga kampung Neglasari RT03 RW01, Desa Wangunjaya, Kecamatan Naringgul, Cianjur Selatan, berharap dapat bekerja di salon sesuai dengan yang dijanjikan, namun kenyataannya malah dijadikan pekerja seks komersial (PSK) di Kalijodo, Jakarta Barat.
    Menurut pengakuan SP saat dimintai keterangan oleh wartawan mengatakan, awalnya dirinya dijanjikan kerja di salon di Jakarta oleh seorang penyalur tenaga kerja asal Cimangu, Rancabali, Bandung. Akan tetapi kenyataannya malah dipekerjakan di tempat prostitusi diwilayah Kalijodo.
    "Awalnya saya meminta pekerjaan kepada pa Anung dan bu Eneng. Kemudian bu Eneng mengarahkan, katanya ada penyalur tenaga kerja yang bernama ayah Enjoy sedang mencari pekerja. Ayah Enjoy sendiri merupakan teman dari pa Anung," ujar SP.
    "Selang beberapa hari kemudian saya langsung ditemukan dengan ayah Enjoy. Dalam pertemuan itu ayah Enjoy menawarkan saya dua pekerjaan, yaitu menjadi pegawai salon dengan gaji Rp2 juta/bulan dan pelayan di karaoke. Namun dalam pilihan pekerjaan itu saya lebih memilih untuk dapat bekerja di salon. Setelah menandatangani kontrak yang isinya selama tiga bulan tidak diperbolehkan pulang terkecuali jika ada keluarga yang sakit. Kemudian saya diberangkatkan ke Jakarta," terangnya.
    Lebih lanjut SP menceritakan, Setelah di Jakarta pekerjaan salon yang dijanjikan hanya janji tinggal janji. Kemudian saya dibawa ke suatu tempat dengan dijanjikan pekerjaan, namun ternyata saya malah dipaksa untuk menjadi PSK.

    "Saya dipaksa harus melayani tamu lelaki hidung belang yang bayarannya Rp150 ribu/orang, hak saya dari jumlah tersebut hanya Rp50 ribu dan Rp100 ribu untuk si Papih. Karena takut dengan ancaman akhirnya saya menuruti saja apa kata si Papih. Selama di Jakarta hampir satu bulan setengah saya menjalani pekerjaan ini. Kalau dihitung-hitung sudah ada 230 lelaki hidung belang yang mengagahi saya. Sempat saya sakit-sakitan dan mengalami pendarahan, namun apa daya saya hanya bisa menangis dan pasrah," katanya.

    "Pada saat ada kesempatan saya menelepon keluarga saya di kampung agar dijemput pulang karena tidak kuat mengalami penderitaan ini selama di Jakarta. Beruntung keluarga dikampung cepat tanggap dan langsung melaporkan kepada pihak berwajib. Kemudian saya dijemput oleh tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Cianjur, dan UNIT PPA Polres Cianjur," jelasnya.
    SP menambahkan, gaji selama saya di Jakarta sampai saat ini tidak dibayar, padahal kalau di hitung-hitung hak saya itu jumlahnya hampir Rp11.500.000 (sebelas juta lima ratus ribu rupiah). Adapun saya menerima hak hanya pada saat saya sakit pendarahan untuk berobat sebesar rp2 juta.
    "Harapan saya kepada pihak yang berwajib masalah ini dapat diproses secara hukum, lalu menangkap ayah Enjoy dan jaringannya. Gara-gara masalah ini hidup saya jadi berantakan, suami sekarang menceraikan saya dan di kampung saya jadi dikucilkan gara-gara saya dipekerjakan ditempat prostitusi tersebut," tambahnya dengan nada sedih.
    Sementara menurut pengakuan ibu Eneng saat diwawancara wartawan merasa kaget ketika mendengar bahwa siti dipekerjakan di Kalijodo.
    "Awalnya SP minta dicarikan pekerjaan kepada saya, pada saat itu datanglah yang namanya si ayah Enjoy teman suami saya, bahwa dia mengaku penyalur tengaga kerja dan membutuhkan pekerja. Kemudianan ayah enjoy menawarkan dua pekerjaan satu di karaoke dan salon," katanya.
    "Padahal sebelum SP diberangkatkan saya pernah mewanti-wanti kalau ada masalah di Jakarta tolong hubungi saya. Dalam hal ini, saya juga merasa ditipu sama si ayah Enjoy dan saya tidak maksud menjerumuskan anak orang," ungkapnya dengan nada agak kesel.
    Camat Naringgul H Eman Sulaeman SH, saat diminta tanggapannya oleh wartawan dikantornya sangat menyayangkan dan turut prihatin atas permasalahan yang menimpa warganya.
    "Kepada masyarakat Naringgul untuk berhati-hati terhadap para sponsor atau penyalur tenaga kerja yang menawarkan pekerjan di tempatkan diluar kota atau di Jakarta, apalagi kalau tidak jelas asal-usulnya dan surat tugasnya," himbaunya.
    Lebih lanjut H Eman Sulaeman SH mengatakan, "saya akan mengintruksikan kepada seluruh Kepala Desa yang ada di wilayah Kecamatan Naringgul, Cianjur, dengan adanya kejadian ini supaya diperketat terhadap para sponsor atau penyalur tenaga kerja yang tidak jelas asal-usulnya yang berkeliaran di wilayah Naringgul, Cianjur, dan saya juga akan berkordinasi dengan Muspika khususnya pihak Polsek setempat," katanya.
    Pantauan team warta, keluarga SP hidup dalam keterbatasan ekonomi dan SP nekat bekerja untuk menafkahi keluarganya. Sementara sampai berita ini diturunkan kini kasusnya sedang ditangani tim dari unit PPA Polres Cianjur, Jawa Barat, dan sedang dalam pengembangan.(Jay/Dedy)
    sumber:bidikfakta.com

    No comments