Pilih Mana Padi Atau Klakson
Saya yakin sebagian besar Anda pernah mendengar tentang "ilmu
padi" yang bermakna semakin berisi semakin merunduk. Semakin pintar dan
semakin ahli seseorang seharusnya semakin merunduk. Hati - hati, apabila Anda
penggunaan falsafah ini keliru maka bisa merugikan Anda.
Ada orang yang punya potensi hebat, keahlian yang dibutuhkan
banyak orang dan ilmu yang dalam tapi tidak ia tampakkan. Ia khawatir
menonjolkan diri. Ia khawatir dikatakan "sok" atau belagu. Mereka
ingin seperti padi, makin berisi makin merunduk. Ini salah kaprah. Potensi,
keahlian dan ilmu itu harus ditampakkan dalam bentuk karya dan gagasan, tak
perlu malu.
Apabila Anda memiliki potensi, keahlian dan ilmu maka yang
digunakan bukan "ilmu padi" tapi yang digunakan "ilmu
klakson". Apa maknanya? Tunjukkan bahwa Anda memiliki hal itu. Bunyikan
dalam bentuk ide dan karya yang nyata.
Ketahuilah orang yang punya potensi, keahlian dan ilmu
tetapi tidak dioptimalkan itu namanya "kufur nikmat" alias tidak
bersyukur. Maka segera bunyikan "klakson" Anda. Tuliskan ide dan
gagasan Anda, sebarkan dan realisasikan. Hasilkan karya nyata dari tangan dan
kaki Anda.
Nah, saat potensi Anda sudah melejit. Keahlian Anda sudah
dirasakan manfaatnya oleh banyak orang. Ilmu Anda telah menginspirasi dan
mencerahkan orang di berbagai penjuru. Saat itulah "ilmu padi" lebih
banyak digunakan. Rendahkan hati Anda, tundukkan ego Anda.
Gunakan
falsafah "ilmu padi" dan "ilmu klakson" pada tempat, waktu
dan takaran yang tepat. Setuju?
No comments
Post a Comment