• Breaking News

    Diduga Teroris Remaja Muslim Ini Menggungat Sekolah Dan Kotanya Rp 205 Milliar


    Ahmed Mohamed, remaja muslim yang pernah ditahan setelah gurunya mengira jam buatannya adalah bom waktu, akan menggugat sekolahnya dan Kota Irving, Texas, sebesar US$ 15 juta atau sekitar Rp 205 miliar.

    Hal tersebut disampaikan pengacara Ahmed, Kelly Hollingsworth, yang bersikeras bahwa sekolah, penguasa, dan polisi telah melanggar hak kliennya. Remaja 14 tahun itu mengalami trauma karena penahannya. 

    "Jelas! karena Ahmed memiliki ras, asal negara, dan agama berbeda," tulis Hollingsworth.

    Menurut Hollingsworth, keluarga Ahmed sering menerima surat ancaman. Bahkan keluarga itu meninggalkan rumah setelah alamat mereka dipublikasikan. Mereka kemudian pindah ke Qatar setelah Ahmed ditawari beasiswa.  

    "Tuduhan itu berbahaya bagi keamanan keluarga Ahmed di Amerika Serikat," ucapnya, seperti yang dilansir Channel News Asia pada 24 November 2015.

    Ahmed melalui pengacaranya menuntut US$ 5 juta ke pihak sekolah dan $ 10 juta ke pejabat Kota Irving serta akan mengajukan gugatan perdata jika mereka tidak menerima balasan dalam waktu 60 hari.

    Ahmed telah menjadi viral pada September lalu setelah kakaknya mengunggah gambar remaja itu yang sedang diborgol dengan memakai baju berlogokan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

    Presiden Amerika Serikat Barack Obama turut memberikan dukungan kepada Ahmed dengan mengucapkan selamat kepada remaja itu karena keterampilan yang dimilikinya dan mengundang remaja tersebut untuk membawa jamnya ke Gedung Putih. 

    Banyak undangan yang diterima Ahmed, antara lain dari Facebook, Google, dan United Nations. Ahmed kemudian mengunggah fotonya ketika mengunjungi Mekah, New York, Sudan, dan Qatar.

    Anak imigran dari Sudan ini tinggal di daerah pinggiran Dallas dan merupakan penggemar fanatik robotika. Dia membawa jam buatannya untuk menunjukkan hasil rancangannya kepada gurunya di MacArthur High School di Irving, Texas, Amerika Serikat.
    CHANNEL NEWS ASIA | YON DEMA

    No comments