Seperti Ini Komentar Ahok Mengenai Program Bela Negara
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama setuju dengan adanya program bela negara yang dilontarkan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan RI dan menilai hal itu akan semakin bagus apabila dimasukkan dalam sebuah kurikulum mata pelajaran.
Namun demikian, mantan Bupati Belitung Timur yang akrab disapa Ahok tersebut menilai bahwa program tersebut akan lebih tepat dimulai dari para mahasiswa, terutama resimen mahasiswa, baru masyarakat umum.
"Saya kira bagus saja program bela negara. Kan kita ada Menwa (Resimen Mahasiswa). Menurut saya bagus itu program-program seperti itu masukin ke mata pelajaran. Mulai dari pelajaran saja dulu," tuturnya, Kamis (15/10/2015).
Pihaknya pun juga siap untuk mendukung hal tersebut apabila diperlukan keterlibatannya. Namun demikian, dia menilai bahwa program tersebut nampaknya akan terkendala dengan kebutuhan dana yang cukup besar.
“Masalahnya pada biaya, karena sebenarnya anggaran kita belum cukup. Nah, kalau belum cukup begitu maka kita mulai dulu dari Menwa, biar mahasiswa itu lakukan. Kamu kira nembak satu peluru enggak bayar? Belajar disiplin, semua, nah itu yang anggaran belum cukup,” tuturnya.
Menurutnya meskipun bisa dimulai dari para Menwa, pria keturunan Tionghoa yang akrab disapa Ahok tersebut juga mengatakan bahwa ada baiknya program bela negara memang bisa diikuti oleh masyarakat sipil.
"Menurut saya bagus, tapi bukan paksa semua orang harus ikut. Nanti dia malah buat foto-foto di sosmed. Enggak tahunya yang bawa tas ranselnya, pembantunya, kan lucu? Makanya kita mulai dengan resimen mahasiswa itu dulu," ujarnya.
Ahok menilai program tersebut baik untuk memberi pelatihan bagi generasi penerus bangsa perlu terutama dalam membela negara apabila diserang oleh musuh. Namun pelatihan semacam ini tidak boleh bersifat memaksa.
"Saya kira semua negara harus lakukan, bukan paksaan memang kewajiban kok. Sekarang kalau suatu hari negara kita diserang. Kamu angkat senjata enggak? Harusnya angkat senjata dong kalau kita patriot. Tapi kalau angkat senjata, senjatanya enggak tahu kayak apa? Mau nembak enggak tahu kunci, enggak tahu kokang? Ya,,, dibunuh orang kita," lanjutnya.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan menyebut program bela negara akan diberlakukan tahun ini dalam skala nasional. Bela negara yang dimaksud bukanlah kegiatan militer, melainkan untuk menumbuhkan kecintaan pada NKRI.
Presiden Jokowi diagendakan membuka pembinaan kader Bela Negara pada 19 Oktober mendatang, yang akan diikuti oleh 45 kabupaten/kota di Indonesia, di mana masing-masing diwajibkan mengirim 100 orang dari beragam profesi untuk mengikuti program ini.
No comments
Post a Comment