Karena Bertato Jemaah Haji Asal Indonesia Dilarang Masuk Masjidil Haram, Ini Kisahnya
Sepertinya kontroversi terkait seorang muslim yang bertato tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Bahkan di Arab Saudi juga sempat melarang salah satu jamaah haji asal Indonesia masuk ke masjid karena hampir sekujur tubuhnya dipenuhi tato. Kisah tersebut dialami oleh jamaah haji asal Indonesia ini. Syaiun (37) atau biasa dipanggil Kang Syaiun pria asli Madura adalah jamaah haji Indonesia pada 2011 silam. Berangkat dari Asrama Haji Sukolilo, Syaiun tercatat pada kloter 9 rombongan nomer 40. Dia dan istrinya tiba di Madinah dengan selamat beserta rombongan yang lainnya.
Pria yang tinggal di Sidoarjo, Jawa Timur ini menetap selama 9 hari di Madinah dan menunaikan ibadah Arba’in. Selanjutanya ia dan rombongannya dikondisikan untuk berangkat ke Mekkah untuk melaksanakan umroh dengan mengambil Miqot di Masjid Bir Ali.
Begitu tiba di Bir Ali beberapa penjaga masjid melarangnya memasuki masjid. Larangan tersebut disampaikan dalam bahasa Arab. Pada saat itu Bang Oemar (33) salah satu peserta rombongan penasaran dan bertanya alasan Syaiun dilarang masuk.
Usut punya usut larangan tersebut dikarenakan tubuh Syaiun yang dipenuhi tato, “Ternyata, Kang Syaiun dikira non Muslim. Sekujur tubuhnya dipenuhi tato dengan aneka lukisan,” kata Bang Oemar sebagaimana dikutip dari brilio.net, Senin (21/9).
Kebetulan, Syaiun satu rombongan dengan Bang Oemar sejak dari Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Di Madinah tinggal satu lantai di hotel yang sama. Begitu juga saat di Mekkah, Syaiun dan Bang Oemar juga menempati satu lantai di pondokan yang sama di kawasan Jumaizah.
Dalam bahasa Arab sebisanya, pria asli Bondowoso ini menjelaskan bahwa Syaiun ini seorang muslim dari Indonesia yang sedang menunaikan ibadah Haji. Tato yang ada pada tubuhnya tersebut bukan berarti dia Non-Muslim. Di Indonesia, banyak orang Islam bertato, bahkan menjalankan perintah agama seperti shalat dan sebagainya.
“Ya Syaikh. Dia teman saya, jamaah haji Indonesia. Jauh-jauh datang ke sini untuk berhaji. Memenuhi undangan Tuhan pemilik Ka’bah. Meskipun tubuhnya berlumur tato, saya yakin hatinya bersih dan tulus,” kata Bang Oemar ucapkan kepada para penjaga pintu masjid untuk membela Syaiun.
Akhirnya Syaiun diperbolehkan masuk masjid. “Terimakasih, Mas haji,” kata Syaiun kepada Bang Oemar pada saat itu.
Kejadian itu tidak hanya sekali saja. Hampir setiap mau masuk masjid, apalagi ketika dia berbaju Ihram Syaiun selalu ditolak. Tidak hanya di Masjid Bir Ali akan tetapi tempat-tempat lain seperti Masjidil Haram, Ji’ronah, Tan’im.
“Saya sangat berterima kasih pada sampean, Mas Haji. Kalau tidak sama sampean, saya tidak tahu mau ngomong apa,” kata Syaiun di Arafah kepada Bang Oemar.
Pada malam sebelum Wukuf, Syaiun bercerita kepada Bang Oemar dan teman rombongan lainnya sambil bercengkerama di luar tenda Arafah. Menurut Syaiun, tato yang memenuhi sekujur tubuhnya itu dipasang saat ia dipenjara. Bahkan organ paling vital miliknya juga dilukis tato.
Syaiun dipenjara karena terlibat carok atau berkelahi). Tato bergambar gadis berjilbab di punggung bagian bawah itu tak lain adalah lukisan mantan isteri Syaiun yang lari bersama pria lain saat ia dipenjara.
“Mari kita saling memaafkan, ya Mas Haji. Sekarang saya taubat. Saya mengakui bahwa saya banyak dosa kepada Allah. Mumpung kita berada di Arofah, mari kita saling memaafkan,” pinta Syaiun mengakhiri ceritanya.
No comments
Post a Comment