Perbedaan Antara Orang yang Akan Sukses dan Yang Akan Tetap Biasa-biasa Saja
Pernahkah kamu penasaran kenapa tidak semua orang bisa keluar menjadi
sukses dalam kehidupan mereka? Terkadang malah seseorang yang
dibesarkan dalam fasilitas-fasilitas dan berbagai kenyamanan bisa
mengambil keputusan-keputusan sembarangan, mangkir dari tanggung
jawab, dan tak pernah mengetahui apa makna dari hari-hari yang
dilaluinya. Sebaliknya, seseorang bisa dibesarkan dalam keluarga yang
biasa-biasa saja, belajar mengambil kesempatan dalam kesempitan yang
dilaluinya, hingga akhirnya mampu menjalani hidup yang bermakna. Ini
menunjukkan, kesuksesan lebih banyak kaitannya dengan mental dan kerja
keras kita daripada kondisi keluarga yang di mana kita lahir.
Artinya, orang yang berasal dari manapun dan dari keluarga apapun punya
kesempatan untuk menjadi sukses — jika mereka punya mental yang tepat.
Lantas apakah itu yang disebut dengan mental orang-orang sukses? Di
bawah ini adalah 11 perbedaan mental antara mereka yang sukses dan
mereka yang akan jadi biasa-biasa saja selamanya.
1. Bagi orang biasa, orang sukses adalah mereka yang banyak harta. Bagi orang sukses, harta hanyalah alat untuk mewujudkan tujuan mereka yang sebenarnya.
Perbedaan antara mereka yang sukses dan mereka yang biasa-biasa saja
sebenarnya sesederhana bagaimana keduanya memandang nilai uang.
Bagi orang yang biasa-biasa saja, “sukses” adalah memiliki banyak
uang dan harta. Selain simpanan yang aman di berbagai bank, sukses juga
berarti bisa bersekolah di sekolah elite, memiliki gadget terbaru,
bisa ke luar negeri sesering mungkin, atau punya mobil lebih dari satu.
Orang yang sukses adalah orang yang bisa memiliki kenikmatan-kenikmatan
di atas.
Nyatanya bagi mereka yang benar-benar sudah merasakan kesuksesan,
“sukses” bukanlah tentang cara mendapatkan sebanyak-banyaknya
kenikmatan. Sukses adalah tentang memikirkan bagaimana cara memanfaatkan kenikmatan-kenikmatan itu untuk mewujudkan tujuan yang lebih besar lagi.
Ya, orang sukses tidak akan puas hanya bisa bersekolah di tempat baik,
memiliki gawai yang canggih, atau pergi ke luar negeri. Lebih dari itu,
mereka juga akan memikirkan cara terbaik untuk mengaplikasikan ilmu yang
sudah mereka dapat di sekolah ke masyarakat. Mereka mengambil
pelajaran hidup terbaik dari perjalanan-perjalanan mereka ke luar
negeri, dan menjadi pribadi yang lebih rendah hati. Prinsip
mereka, kenikmatan-kenikmatan itu hanyalah alat untuk memiliki hidup
yang lebih bermakna. Karena menghidupi makna adalah kesuksesan yang
sebenarnya.
2. Orang yang sukses dalam arti nyata tak akan lupa bahwa hidup tidak hanya berisi kerja. Pada hal-hal penting lainnya, mereka setia.
Mereka tak mengorbankan kehidupan pribadi mereka. Alih-alih terus
bekerja dan berusaha, mereka juga ingat akan keluarga, sahabat, dan
Tuhannya. Mereka yang ‘kurang sukses’ biasanya tak mengindahkan bagian
ini.
Ketika banyak orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang
tanpa memperhatikan kehidupan pribadi, mereka justru sadar bahwa untuk
mendapatkan kesuksesan yang sesungguhnya, mereka juga harus menjaga
kehidupan pribadi mereka sendiri, baik dari segi fisik, mental, dan
spiritual.
3. Membicarakan keburukan orang tidaklah menarik mereka. Orang sekitar justru dijadikan inspirasi yang mesti dihormati.
Orang-orang yang sukses memperlakukan orang lain dengan sangat
hormat, dan menghargai setiap perbedaan dan karakter masing-masing
individu. Mereka tak akan pernah tertangkap basah memulai percakapan
dengan kalimat:
“Tahu nggak, tadi tuh si X…”
Bagi mereka, orang lain itu ada bukan untuk dibicarakan keburukannya.
Orang lain ada untuk menawarkan pelajaran dan inspirasi kepada
kita. Bukannya mencari celah buruk orang sekitar, orang-orang yang
benar-benar sukses justru memperlakukan mereka dengan penuh penghargaan.
Ini karena mereka tahu, dari mana saja mereka bisa belajar.
4. Mereka tak hanya bekerja keras, namun juga bekerja cerdas. Hak tubuh untuk beristirahat selalu mereka bayar lunas.
Selama ini, kita selalu diajarkan untuk bekerja keras. Mengorbankan
reuni dengan teman lama, waktu luang di akhir pekan, hingga waktu tidur
malam agar bisa menghasilkan karya terbaik yang bisa ada. Menunda
kesenangan-kesenangan pribadi agar bisa lebih berkonsentrasi meraih
ambisi.
Kita lupa bahwa yang tak kalah pentingnya dari bekerja keras adalah
bekerja cerdas. Mengetahui ritme kerja tubuh, memaksimalkan kapasitas
otak, menghindari distraksi. Dengan ini, kita tak perlu mengorbankan
banyak waktu luang demi target-target pekerjaan. Kita pun tak perlu
menggunakan waktu istirahat untuk bekerja.
Karena istirahat adalah hak setiap manusia. Dengan istirahat, tubuh
serta pikiran kita akan menjadi segar dan siap untuk menghadapi segala
tantangan. Jika kita memaksa untuk bekerja secara terus-menerus, kita
tak akan memiliki waktu untuk berpikir jernih. Lagipula, apa kita mau
menghabiskan masa muda hanya untuk bekerja, sebelum tiba-tiba menjadi
tua lalu meninggal dunia?
5. Kesuksesan tak pernah datang sekejap mata. Ia baru mau mengetuk pintu setelah mencium bau darah dan keringatmu.
Bahkan segala macam ketakutan dan kekhawatiran mengenai masa depan
selalu mewarnai langkah manusia. Maka tak jarang banyak orang yang
menghalalkan segala cara demi mendapatkan keinginan mereka. Berbuat
curang, korupsi, mengambil yang bukan haknya, menipu, adalah contoh yang
sering temui di masyarakat. Alih-alih tergiur dengan keuntungan instan,
orang-orang sukses justru tetap berpegang teguh pada prinsip mereka.
6. Ilmu adalah kue manis yang harus dibagi-bagi. Bagi orang-orang yang benar-benar sukses, percuma punya makanan enak kalau harus dihabiskan sendiri.
Mungkin di dunia ini kita akan sering dihadapkan pada orang yang
enggan membagi ilmunya. Baik di teman kampus maupun teman kantor, ada
saja yang tidak mau membagi pengetahuaanya kepada para junior. Mungkin
karena alasan tidak mau disaingi, atau tak ingin jabatannya diambil oleh
mereka yang lebih berkompeten. Tipe-tipe orang yang seperti ini
biasanya adalah orang yang malas, dan tak mau pindah dari zona
nyamannya.
Orang yang sangat sukses justru sadar bahwa membagi ilmunya kepada
orang lain justru akan sangat bermanfaat bagi tujuan-tujuan mereka.
Mereka sadar bahwa generasi muda-lah yang akan menjadi penerus.
7. Orang sukses dan orang biasa sama-sama pernah terpuruk gagal. Namun, orang sukses tak pernah kehilangan rasa percaya pada rencana Tuhan.
Meski telah diterpa dengan berbagai macam cobaan, mereka tetap tegar
dan berusaha untuk bangkit lagi. Tak ada kata menyerah dan putus asa di
dalam kamus mereka. Cobalah kalian lihat sendiri, adakah orang sukses
yang dalam perjalanannya sama sekali tak menemui kegagalan? Kamu bahkan
akan terkejut jika menemukan fakta bahwa orang-orang yang paling sukses
justru lebih banyak mengalami hal buruk dibanding mereka yang ‘kurang
sukses’.
Yang membedakan mereka adalah kepercayaan yang tak pernah pudar pada
rencana Tuhan. Ketika terpuruk karena kegagalan dan bahkan hampir
mencapai kebangkrutan, mereka tidak mengkhianati nilai-nilai kegigihan
yang selama ini mereka percaya. Bagi mereka, ini hanyalah cara Tuhan
menyuruh mereka mempersiapkan diri sebelum menjemput rezeki yang lebih
besar lagi. Karena Tuhan adalah satu-satunya dzat yang tak pernah
mengkhianati perkataan-Nya sendiri.
8. Mereka tak merasa paling pintar meski gemar berbagi ilmu. Justru, merekalah yang paling mudah mengaku tidak tahu.
Daripada menebak-nebak dengan jawaban yang klise dan terkesan
dibuat-buat, mereka lebih memilih untuk mengatakan bahawa mereka memang
tidak tahu. Mereka berhati-hati, dan lebih memilih untuk meminta saran
atau nasehat kepada orang yang lebih ahli untuk menghindari
kesalahpahaman dan keputusan yang salah.
9. Mereka pun sadar bahwa kebahagiaan itu nyata hanya jika bisa dibagi.
Apalah arti hidup ini jika kita hanya menikmati nikmat yang didapat
seorang diri. Dengan berbagi kepada orang lain menunjukkan bahwa kita
peduli, kita sadar bahwa kita tak dapat hidup tanpa bantuan orang lain,
dan yang lebih penting adalah kita dapat berbagi secuil kebahagiaan
kepada mereka yang lebih membutuhkan. Bukankah sebaik-baik manusia
adalah yang bermanfaat bagi orang lain?
10. Alih-alih membenci dan sibuk berkompetisi, mereka belajar untuk mencintai. Bahkan jika itu musuhnya sendiri.
“Musuh yang pintar lebih baik daripada teman yang bodoh.”
Pepatah Arab
Mereka sadar, dengan membenci musuh-musuh atau saingan mereka, akan
mengakibatkan rasa sakit di dalam hati yang bahkan bisa berimplikasi
kepada kebencian dan rasa khawatir yang berlebih. Daripada membenci, toh
lebih baik saling bekerja sama untuk mendapatkan tujuan yang ingin
dicapai. Bahkan kekuatan dan keberanian yang sebenarnya adalah bagaimana
caranya mencintai mereka yang tak mudah untuk dicintai.
Nah, sudahkah kalian mempraktikkan salah satu dari sifat-sifat orang sukses diatas? Jika belum, Hipwee sarankan mulai sekarang untuk segera mempraktikkan beberapa diantaranya. Semoga Suksesss......
No comments
Post a Comment