Berhenti Saling Menyalahkan Dalam Tim Ini Caranya
Bekerja dalam sebuah tim sering kali membuat suasana atau keadaan
jadi tidak kondusif, terlebih jika proyek atau kegiatan tidak berjalan
dengan sebagaimana mestinya. Akibatnya muncullah egoisme dari
masing-masing individu yang merasa paling benar. Ujung-ujungnya mereka
menyalahkan orang lain dan menganggap merekalah yang tidak bisa bekerja
dengan baik. Jika yang terjadi semacam ini, bisa saya pastikan tim
tersebut tidak akan pernah menang atau berhasil, bahkan yang akan muncul
adalah perpecahan dari dalam yang akhirnya akan menghancurkan tim dan
proyek besar yang sudah dibangun.
Kenapa Orang Cenderung Menyalahkan, dan Apa Dampaknya?
Dalam teori psikologi kita pasti sering mendengar istilah mekanisme
pertahanan diri. Inilah alasan utama kenapa orang suka menyalahkan dan
mudah menudingkan jari di hadapan orang lain.
Mereka tidak sadar, bahwa dengan saling menyalahkan akan banyak
efek-efek negatif yang ditimbulkan. Yang paling sering terjadi adalah
adanya penghinaan, kritikan pedas dan merendahkan harga diri orang lain,
yang jelas berdampak pada psikologis orang yang disalahkan atau yang
menjadi kambing hitam. Selain itu saling menyalahkan juga akan merusak
integritas anggota tim yang lain, terutama jika mereka tidak bisa
berbuat apa-apa untuk menyelesaikannya.
Bagaimana Menyiasati hal-hal semacam ini
Satu hal yang harus kita ingat, tidak ada manusia yang sempurna. Ada
kalanya apa yang kita lakukan baik menurut kita belum tentu baik untuk
orang lain atau banyak orang. Kita juga harus sadar setiap kerja tim itu
memiliki sebuah visi bersama bukan visi pribadi.
Berikut ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, jika terjadi perselisihan atau masalah dalam tim.
1. Koreksi diri
Ketika masalah mulai muncul dan perselisihan memanas ada baiknya kita
melihat ke dalam diri sendiri, sudahkah diri kita ini benar. Hal ini
harus kita lakukan dengan kesadaran yang tinggi, kalau tidak akan sulit
kita melihat diri kita secara objektif.
Bagaimana kalau diri kita sudah benar?
Benar itu memiliki banyak sudut pandang, kalau benar kita hanya dari
sudut pandang kita sendiri maka belum tentu kebenaran ini bisa diterima
orang lain. Kalau memang kebenaran yang kita miliki benar dari berbagai
sudut pandang, kita perlu mempertahankannya, tapi tidak harus
menggunakan emosi. Tetaplah hadapi hal itu dengan kepala dingin, hal itu
akan membuat kita jauh lebih pandai dalam mengambil keputusan dan
meminimkan kesalahan atau masalah-masalah lain yang akan timbul.
2. Berorientasilah pada visi bersama
Sebuah pekerjaan apapun dalam tim idealnya memiliki sebuah visi
bersama. Visi ini adalah gambaran hasil akhir dari pekerjaan yang kita
lakukan. Kalau ditengah jalan muncul masalah atau perselisihan maka
kembalilah pada visi yang ingin kita capai. Semua anggota tim harus
berorientasi pada visi yang telah ditetapkan serta harus menyamakan
persepsi supaya apa yang ingin dicapai lebih mudah diwujudkan.
3. Lihatlah sesuatu dari sudut pandang orang lain juga
Perselisihan atau masalah antar anggota pada umumnya muncul karena
kita hanya melihat sesuatu dari sudut pandang kita sendiri, hal itulah
akhirnya yang menjadikan diri kita egois. Yang harus kita lakukan adalah
cobalah Anda berpikir dari sudut pandang orang lain, bayangkan Anda
berada posisi orang lain. Dengan begini sikap egois akan lebih mudah
kita redam, dan konflik atau permasalahan pun akan mudah di atasi
4. Konsultasikan dengan ahli
Umumya sebuah pekerjaan besar dalam tim, selalu membutuhkan seorang
konsultan yang ahli di bidangnya. Konsultan ini berfungsi sebagai sarana
yang akan memediasi, dan memberikan masukan kepada kita dalam menyikapi
masalah yang terjadi. Untuk itu manfaatkan ini dengan sebaik-baiknya,
datanglah kepada konsultan dan mintalah masukan dan saran supaya kita
bisa lebih bijak dalam menghadapi masalah. Namun perlu diingat keputusan
akhir tetap di tangan kita, jadi setelah Anda datang dan berkonsultasi
dengan konsultan ahli, ambilah keputusan terbaik sesuai dengan visi
bersama dan kebaikan bersama dalam satu tim
5. Ambil keputusan berdasarkan mufakat
Keputusan mufakat diambil apabila, masalah yang dihadapi tidak
kunjung menemukan solusi, maka mufakat adalah jalan baik yang kita
tempuh untuk menghadapi masalah. Namun dalam pengambilan keputusan
mufakat harus dilakukan dengan objektif, dengan melihat solusinya bukan
pada orangnya. Kita mufakat untuk solusi terbaik, bukan pada orang-orang
tertentu. Jika objektivitas tidak bisa dijaga, mufakat juga tidak akan
memberikan arti apa-apa.
6. Berlapang dadalah jika pendapat atau solusi Anda belum diterima
Saya rasa ini hal yang mendasar, jika setelah final keputusan
diambil, maka setiap anggota ti harus berlapang dada. Terimalah
sesuatunya dengan ikhlas dan tanggung jawab penuh.
Ke-6 hal di atas semoga bermanfaat buat teman-teman yang sering
bekerja dalam sebuah tim. Mungkin Anda punya pendapat lain, silahkan
berikan pendapat Anda melalui kolom komentar.
No comments
Post a Comment