Manajemen Waktu
Seorang profesor sedang melakukan
diskusi dengan para muridnya, yang rata-rata umurnya boleh dikatakan tidak lagi
muda. Namun hampir semua murid yang ada menyakan hal yang sama kepada profesor
tersebut.
Isi pertanyaanya kira-kira begini,
"Prof, bagaimana sih
membagi waktu yang baik?"
Atas dasar itulah si profesor tersebut
membuka kelas umum yang boleh di hadiri oleh mahasiswa angkatan berapa saja.
Dalam kuliah umum tersebut si profesor membawa satu gelas kaca bening kosong,
yang ukuranya mungkin sekitar 5 liter air. Lalu si profesor memulai matakuliah
itu, hingga sampailah disaat dimana profesor itu menanyakan satu hal kepada
semua yang hadir diruangan itu, "Disini
saya memiliki gelas berukuran jumbo, beberapa batu, krikil dan pasir, kira-kira
ada yang tahu apa yang akan saya lakukan dengan ini semua?".
Sambil mengelus ngelus dagu dan
berpikir, audience mencoba menerka-nerka apa sebenarnya yang akan dilakukan
profesor terhadap benda-benda itu. Salah satu audience membatin, "profesor itu kan jurusan filsafat, apa
hubunganya dengan batu-batu itu?".
Menyadari kebingungan para
audiencenya, kemudian profesor berkata, "begini saudara-saudara sekalian, saya ingin bertanya,
bagaimana caranya kita mengisi atau memasukan batu, krikil, dan pasir kedalam
gelas yang saya bawa ini?".
Setelah mendengar pertanyaan profesor,
kemudian audience berkata, "tinggal
masukin aja prof, tapi saya tidak yakin bisa memasukan semuanya, mungkin ada
beberapa batu atau pasir yang tidak dapat masuk kedalam gelas".
Kemudian profesor berkata, "Begini, saya umpakan gelas ini
adalah bagian yang kosong dalam hidup saudara-saudara semua. Dan batu, kerikil
serta pasir ini adalah hal-hal yang saudara sekalian kerjakan, jadi intinya
bagaimana mengisi waktu tanpa membuang waktu secara percuma, saya umpamakan
batu ini adalah hal-hal besar yang akan saudara-saudara sekalian kerjakan,
kerikil ini hal-hal kecil yang perlu untuk di kerjakan, dan pasir ini adalah
hal-hal kecil lainya. Sekarang kita masukan dulu batu ini, karena batu ini
mewakili hal-hal seperti, kewajiban kita sebagai umat beragama, dan anggota
keluarga. Lalu krikil ini yang saya umpamakan sebagai hal hal menyangkut
kerjaan, hubungan kita kepada orang lain disekitar dan masyarakat".
Dengan sedikit goyangan pada gelas,
krikil pun masuk dalam gelas, di sela-sela batu yang di masukan pertama.
"Lalu pasir ini saya umpamakan
sebagai hal-hal kecil seperti, berlibur, rekreasi bersama keluarga. Dengan
begini, jelas bahwa dalam memanage waktu kita perlau mengautamakan hal-hal yang
besar, diikuti dengan hal-hal kecil lainya. Jangan menghabiskan waktu hanya
untuk mengerjakan hal-hal kecil yang tidak penting.
Namun tidak hanya berhenti disitu,
prefosor lalu menumpahkan secangkir kopi kedalam gelas tersebut tanpa ada
penjelasan, sesaat kemudian ada satu audience yang bertanya, "prof, lalu apa fungsi dari kopi
tadi?"
Dan profesor berkata, "sesibuk apapun kita, tidak salah
untuk menghabiskan segelas kopi bersama sahabat".
Saudara sekalian, pikirkan dan
kerjakanlah hal-hal yang besar sebelum mengerjakan hal-hal yang kecil.
Dari berbagai sumber.
No comments
Post a Comment