Pangeran Charles : AS Kurang Toleran pada Islam
LONDON---Pangeran Charles dari Inggris menilai, Amerika Serikat terlalu ''kurang toleran'' terhadap Islam sejak terjadinya serangan 11 September 2001. Hal ini akan diungkapkannya selama lawatan delapan hari di AS, mulai Selasa (1/11).
Menurut situs The Telegraph, Sabtu lalu, ini adalah lawatan resmi yang pertama kali sejak Charles menikah Camila yang bergelar Duchess of Cornwall. Keduanya akan menghadiri makan malam resmi bersama Presiden George W Bush dan istrinya di Gedung Putih, Rabu. Kali ini Charles ingin AS --termasuk Bush-- ikut memperhatikan Islam. Ia pun setuju untuk menghadiri seminar tentang agama di Geogetown University, Washington, Kamis mendatang. ''Seminar tersebut akan membahas bagaimana kelompok-kelompok keagamaan menyelesaikan masalah dalam lingkungan masyarakat mereka,'' kata seorang petugas kerajaan.
Sebelumnya, Charles memang pernah menyatakan pendekatan AS yang ''konfrontasional'' terhadap negara-negara Muslim. AS juga dinilainya gagal menghargai kekuatan Islam. Keprihatinan ini disampaikan Charles ketika bertemu para tokoh Islam di London. November 2001 silam. ''Saya nilai bahasa dan retorika dari Amerika terlalu konfrontasional,'' kata Charles, yang dikutip seorang peserta pertemuan tersebut. Charles memang termasuk anggota keluarga kerajaan Inggris yang paling getol belajar memahami Islam. Ketika ia menjadi Gubernur Tinggi di Church of England, ia mengatakan, ingin menjadi ''pembela berbagai agama'' ketimbang ''pembela agama'' saja.
Setahun sebelumnya, Charles bahkan berpidato di seantero dunia Arab, mengenai hubungan antara Islam dan dunia Barat. Ia mendesak dunia Barat untuk mengatasi sikap menghakimi terhadap Islam serta adat-istiadat dan hukumnya. Charles bahkan mengatakan bahwa dunia Barat memiliki utang pada budaya Islam dan memisahkan umat Islam yang moderat dari orang-orang yang berhaluan keras. ''Ekstrimisme tidak lebih 'monopoli Islam' ketimbang 'monopoli agama-agama lain', termasuk Kristen sendiri,'' kata Charles saat itu.
Sementara seorang pembatu senior Charles menegaskan Sabtu lalu bahwa tidak ada agenda politik di balik pesan agama ini. Menurutnya, ''Pangeran tidak pernah mempromosikan pesan politik dalam pesan keagamaan. Ia hanya mengatakan bahwa ia menginginkan toleransi yang lebih luas dan pemahaman agama satu sama lain, dan sebagai timbal-baliknya, meningkatnya saling memahami antarumat beragama.'' ( SwaraMuslim )
Menurut situs The Telegraph, Sabtu lalu, ini adalah lawatan resmi yang pertama kali sejak Charles menikah Camila yang bergelar Duchess of Cornwall. Keduanya akan menghadiri makan malam resmi bersama Presiden George W Bush dan istrinya di Gedung Putih, Rabu. Kali ini Charles ingin AS --termasuk Bush-- ikut memperhatikan Islam. Ia pun setuju untuk menghadiri seminar tentang agama di Geogetown University, Washington, Kamis mendatang. ''Seminar tersebut akan membahas bagaimana kelompok-kelompok keagamaan menyelesaikan masalah dalam lingkungan masyarakat mereka,'' kata seorang petugas kerajaan.
Sebelumnya, Charles memang pernah menyatakan pendekatan AS yang ''konfrontasional'' terhadap negara-negara Muslim. AS juga dinilainya gagal menghargai kekuatan Islam. Keprihatinan ini disampaikan Charles ketika bertemu para tokoh Islam di London. November 2001 silam. ''Saya nilai bahasa dan retorika dari Amerika terlalu konfrontasional,'' kata Charles, yang dikutip seorang peserta pertemuan tersebut. Charles memang termasuk anggota keluarga kerajaan Inggris yang paling getol belajar memahami Islam. Ketika ia menjadi Gubernur Tinggi di Church of England, ia mengatakan, ingin menjadi ''pembela berbagai agama'' ketimbang ''pembela agama'' saja.
Setahun sebelumnya, Charles bahkan berpidato di seantero dunia Arab, mengenai hubungan antara Islam dan dunia Barat. Ia mendesak dunia Barat untuk mengatasi sikap menghakimi terhadap Islam serta adat-istiadat dan hukumnya. Charles bahkan mengatakan bahwa dunia Barat memiliki utang pada budaya Islam dan memisahkan umat Islam yang moderat dari orang-orang yang berhaluan keras. ''Ekstrimisme tidak lebih 'monopoli Islam' ketimbang 'monopoli agama-agama lain', termasuk Kristen sendiri,'' kata Charles saat itu.
Sementara seorang pembatu senior Charles menegaskan Sabtu lalu bahwa tidak ada agenda politik di balik pesan agama ini. Menurutnya, ''Pangeran tidak pernah mempromosikan pesan politik dalam pesan keagamaan. Ia hanya mengatakan bahwa ia menginginkan toleransi yang lebih luas dan pemahaman agama satu sama lain, dan sebagai timbal-baliknya, meningkatnya saling memahami antarumat beragama.'' ( SwaraMuslim )
No comments
Post a Comment